Kamis, 20 November 2014

FIELD TRIP PERKEBUNAN

LAPORAN
DOSEN : Dr. Patang, S.Pi., M.Si

KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP) TEKNOLOGI PROSES PERKEBUNAN

OLEH :
NURJANNAH
1227040005
B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013





KATA PE­NGANTAR
            Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, tepat pada waktu yang telah ditentukan.Tak lupa pula, salawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi  Muhammad saw, yang telah membebaskan manusia dari zaman jahiliah kepada zaman modern seperti saat ini.
            Alhamdulillah, ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Patang, S.Pi.,M.Si., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah penulis kunjungi sebelumnya, yaitu mengunjungi perkebunan markisa yang ada di Malino. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan penulis dapat mengetahui tentang perkebunanmarkisa yang ada di Malino.
Kritik dan saran penulis butuhkan dari para pembaca, untuk membantu pembuatan laporan-laporan penulis selanjutnya. Terima kasih





Makassar, 24 November 2013




                                                                               Penulis






DAFTAR ISI
Hal

HALAMAN JUDUL                                                                                    i
KATA PENGANTAR                                                                                 ii
LEMBAR ASISTENSI                                                                                iii
DAFTAR GAMBAR                                                                                   iv
DAFTAR ISI                                                                                                 v
BAB I PENDAHULUAN                                                                            1
A.    Latar Belakang                                                                                1
B.     Rumusan masalah                                                                            2
C.     Tujuan                                                                                              2
D.    Manfaat                                                                                           2            
BAB II    METODOLOGI                                                                           3
A.    Waktu dan Tempat                                                                          3
B.     Alat dan bahan                                                                                4
C.     Prosedur kerja                                                                                  4           
BAB III   HASIL DAN  PEMBAHASAN                                                  6
A.    Teknologi Perbanyakan Tanaman                                              6
B.     Manajemen Kebun Tani Tanaman                                             7
C.     Hama, Penyakit dan Pengendaliannya                                        11
D.    Pemanenan                                                                                      16    
   
BAB IV   PENUTUP
A.  Kesimpulan                                                                                     17        
B.     Saran                                                                                             18                                
DAFTAR PUSTAKA                                                                                  19      
LAMPIRAN                                                                                                  20

DAFTAR GAMBAR
Hal
1.      Bibit Tanaman Markisa.                                                                      8
2.      Buah markisa yang sudah siap panen                                                 16
3.      Kunjungan Ke Kebun Markisa                                                           20
4.      Foto Bersama Dengan Pemilik Kebun Markisa                                  20



















BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Markisa tergolong kedalam tanaman genus passiflora berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika. Nama lain yang dikenal untuk buah ini diantaranya maracuja (portugis), maracuya (spanyol). Salah satu buah lokal yang diharapkan dapat dikembangkan menjadi buah ekspor adalah buah markisa (passion fruit atau gradilla). Buah markisa yang ada di Indonesia ada beberapa jenis, antara lain adalah markisa sayur atau erbis (passiflora quadrangularis), konyal (passiflora lingularis), markisa ungu atau siuh (passiflora edulis f. edulis) dan markisa kuning (passiflora edulis f. flavicarpa).
Sementara itu, ada pula varian markisa yang tumbuh didaerah sumatera barat yang disebut sebagai markisa manis (passiflora edulis forma flavicarva). Erbis tidak dibudidyakan secara komersial dan hanya dikomsumsi lokal, sedangkan konyal yang berwarna kuning banyak dijual belikan sebagai buah segar di tempat-tempat tertentu karena rasanya cukup manis walaupun aromanya relative tidak ada.
Markisa ungu merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak dibudidayakan untuk diambil sari buahnya, sedangkan warna kuning yang juga diambil saribuahnya, sedang dalam pengembangan di daerah-daerah tertentu, khsusnya di daerah lampung. Sari buah markisa ungu memepunyai cita rasa manis-asam dengan aromanya yang khas. Di perdagangan dunia, sebagian besar sari buah markisa diperdagangkan berasal dari sari buah markisa ungu.
Markisa segar tinggi beta karoten, kalium, dan serat makanan. Jus buah markisa adalah sumber yang baik asam askorbat  (vitamin C), dan baik bagi orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi varietas kuning digunakan untuk pengolahan jus, sedangkan varietas ungu dijual dipasar buah segar. Markisa merupakan tanaman khas Sulawesi selatan yang telah popular hingga kemancanegara. Buahnya berbagai zat gizi yang diperlukan untuk kesehatan.
Di Indonesia, sari buah markisa yang dijual dipasaran hanya berasal dari sari buah markisa ungu. Diluar negeri selain dimanfaatkan sari buahnya sebagai bahan campuran untuk youghort, ice cream, jam, jelly, kue-kue atau dicampur dengan sari buah lain(panache), markisa ungu juga banyak dalam bentuk buah segar. Tanaman markisa dikembangkan di beberapa tempat di Indonesia antara lain di Sulawesi selatan, Sumatera utara, Sumatera barat dan lampung. Jenis markisa yang dikembangakan di Sulawesi selatan dan sumatera utara adalah markisa ungu (passiflora edulis), sedangakan di sumatera barat pada umumnya adalah yand dibudidayakan adalah markisa kuning (konyal) dengan rasa manis untuk dikomsumsi langsung.
Di Sulawesi selatan dari 25.399 ha lahan yang berpotensi untuk pengembangan markisa, baru 4,411 ha yang ditanami dengan produksi 34.226 ton pada tahun 1997, sedangkan di sumatera barat pada tahun yang sama terdapat 2.710 ha tanaman markisa dengan produksi 12.710 ton. Rendahnya lahan tanaman markisa disebabkan antara lain karena tanaman tersebut membutuhkan tempat dengan ketinggian minimal 800 mdpl. Walaupun demikian, di Sulawesi selatan produksi tanaman ini telah diekspor sejak tahun 1992 dengan nilai US$ 361.911,18 yang kemudian cenderung berkurang setiap tahunnya, sehingga pada tahun 1998, nilai ekspornya hanya mencapai US$115.890,29.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan ekspor tersebut adalah berkurangnya produksi buah markisa akibat banyaknya tanaman yang sudah tua dan meningkatkan permintaan sari buah markisa dari dalam negeri sendiri. Pemerintah telah memperhatikan pengembangan markisa, hal ini antara lain dengan adanya bantuan dana OECF di sentra-sentra pengembangan markisa untuk pengembangan tanaman baru. Selain itu markisa juga termasuk salah satu tanaman holtikultura yang dapat dibiayai dengan skim KUT untuk pembiayaan modal kerja usaha tani.




B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas maka, adapun rumusan permasalahan yang timbul antara lain :
1.      Bagaimana teknologi perbanyakan tanaman markisa?
2.      Bagaimana manajemen kebun tani tanaman markisa?
3.      Hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanman markisa serta bagaimana cara pengendaliannya?
4.      Bagaimana cara pemanenan tanaman markisa?

C.   Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka adapun tujuannya sebagai berikut:
1.      Mengetahui  teknologi perbanyakan tanaman markisa
2.      Mengetahui manajemen kebun tani tanaman markisa
3.      Mengetahui Hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanman markisa serta bagaimana cara pengendaliannya
4.      Mengetahui cara pemanenan tanaman markisa

D.  Manfaat
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa dapat menambah wawasannya dalam mempelajari bagaimana teknologi proses perkebunan khususnya pada tanaman markisa dan pengaruhnya dalam produktivitas hasil pertanian, sehingga dapat menggugah motivasi mahasiswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang diterima dari luar kampus.







BAB II
METODOLOGI
A.  Waktu dan Tempat
Berdasarkan matakuliah yang sedang berjalan, maka adapun kegiatan field trip yang dilakukan pada beberapa tempat, berikut uraian waktu dan tempatnya, sebagai berikut:
1.      Waktu
1.1  Hari jum’at 25 oktober 2013
2.      Tempat
2.1  Kunjungan Ke Kebun Markisa

B.     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dala field trip ini adalah, sebagai berikut:
1.      Alat tulis menulis Alat dokumentasi (kamera)
2.      Alat transportasi seperti bus dan motor
3.      Baju lapangan (baju lab)
4.      Laptop
5.      LCD
6.      Laser pointer
7.      Pengeras suara (microphone)

C.    Prosedur kerja
Kunjungan ini dilaksanakan selama 3 hari ini, dengan cara membagi waktu berkunjung. Untuk hari pertama, yaitu tanggal 23 Oktober 2013, yaitu kunjungan ke BPPMHP (Balai Pengujian Dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan)  yang bertempat di Makassar. Kemudian dilanjutkan ke BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) yang merupakan aspek dalam mata kuliah agroklimatologi.


Kunjungan hari kedua, yaitu pada tanggal 24 oktober 2013 yang bertempat di kota Makassar yaitu kunjungan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali, kemudian dilanjutkan ke Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) yang ada di Sudiang, setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Pabrik Markisa yang bertempat di Malino.
Kunjungan hari ketiga, dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Oktober 2013  yaitu kunjungan ke Kebun Kentang, dan Kunjungan ke Kandang Sapi Perah yang dilaksanakan pada hari yang sama, di Malino.























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Teknologi Perbanyakan Tanaman
1.      Perbanyakan dengan biji
Tanaman markisa biasanya tumbuh dari biji. Untuk memperoleh bibit yang baik dari biji, diperlukan buah yang matang dipohon dengan cirri-ciri kulit buah berwarna keungu-unguan atau kira-kira 75 % ungu jenis (passiflora edulis Sims), berwarna kekuning-kuningan atau kira-kira 60 % kuning untuk jenis P. Flavicarva. Buah tersebut dipetik langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buak berkerikut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan. Bila biji segera disemaikan, maka akan berkecambah Selma 2-3 minggu. Bila lendir yang meletak pada biji dibersihkan dan disimpan akan menurunkan daya kecambah.
Gambar 1 Bibit Tanaman Markisa.
Persemaian dapat dilakukan pada bak-bak pesemian atau bedengan, tergantung kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastic. Bedengan dengan lebar 1 m, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa campuran pasir/sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat larikan-larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan yng berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit disapih atau dipindahkan kekantong plastic hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan ditempat teduh dan disiram setiap hari.
2.      Perbanyakan dengan Grafting
Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak dengan cara, grafting (sambung), atau stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup tua dan berkayu, ruasnya 3-4. Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari. Pengakaran stek dapat dipercepat dengan perlakuan hormon.
Penyambungan memegang peranan penting terutama dalam melestarikan spesies-spesies hibrida dan mengurangi kerusakan Karen serangan nematode dan penyakit dengan menggunakan batang baeaw jenis markisa P. flavicarva. Mata tunas (entries) diambil dari cabang yang sehat, sebaiknya dari tanaman yang sudah tua. Diameter entries disesuaikan dengan diameter batang bawah. Cara penyambungannya dapat dengan sambungan celah atau sambungan samping.
B.     Manajemen Kebun Tani Tanaman
1.    Pemilihan kebun
Kebun yang akan ditanami markisa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan agroekologi varietas yang akan ditanam. Letaknya dipilih yang strategis, mudah dijangkau, pengangkutan sarana produksi dapat dilakukan dengan mudah, dekat dengan pasar, tenaga kerja didaerah tersebut cukup tersedia, dan dekat dengan sumber air. Kalau kondisi ini terpenuhi, maka biaya produksi dapat ditekan.




2.    Penyiapan lahan
Lahan yang akan ditanami markisa, terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulam. Pada lahan yang kelerengannya >15 %, pembersihan gulam perlu dilakukan secara hati- hati karena peluang terjadinya erosi cukup tinggi. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan mengikuti garis contour dan dilakukan seminimal mungkin (minimum tillage). Pada tempat-tempat tertentu dibuat teras dan sebaiknya diatasnya dapat ditanami tanaman penguat teras atau pecan ternak seperti rumput gajah, rumput raja, gamal, yang sekaligus dapat mencegah erosi.
3.    Jarak tanam
Setelah tanaman pengganggu dibersihkan, selanjutnya dibuat lubang tanam dengan jarak 3x3m atau 2x4m , atau 3x5m tergantung pola tanam nya. Bila akan dilakukan penanaman tanaman sela diantara tanaman markisa maka sebaiknnya dipakai jarak tanam renggang, misalnya 3x4m, 3x5m. bila markisa ditanam secar monokultur, maka dipakai jarak tanam rapat, misalnya 2x3m. lubang tanam dibuat mengikuti garis contour (tanah berlereng). jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha.  Tanah digali dengan ukuran 50x40x40 cm. tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang ± 20kg, kemudian dimasukkan kedalam lubang kembali dan dibiarkan selama beberapa hari.
Penanaman sebaiknnya dilakukan pada musim hujan untuk menghindari terjadinya styress karena kekurangan air. Selama tanaman masih muda (0-7) bulan, pada setiap pohon diberi ajir dan diikat dengan tali rafiah pada ajir terebut. Penyiraman disesuaikan dengan keadaan cuaca.





4.    Pengairan
Pada musim kemarau, tanaman perlu diairi sehingga tanaman tetap dapat berbuah. Pada lahan dengan pengairan teknis pengairan dapat dilakukan dengan penggenangan sampai kira- kira mencapai kapasitas lapang, dilakukan sekali seminggu. Sedang pada lahan yang tidak tersedia pengairan teknis, pengairan dapat dilakukan dengan membuat tempa- tempat penampungan air, seperti kolam, drum, kemudian diambil dengan ember dengan volume penyiraman 5-7 liter per pohon, dilakukan dua kali seminggu.

5.     Pemupukan
Agar produktivitas tanaman markisa dapat dipertahankan (jumlah dan kualitas), diperlukan hara tambahan, baik melalui tanah maupun lewat daun. Karena dalam 2 sampai 3 tahun, produktivitas tanaman akan menurun bila tidak dilakukan suplai hara. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memupuk tanaman markisa adalah :
a)      Umur dan fase pertumbuhan tanaman
b)      Kesuburan tanah yang akan dipupuk.dalam hal ini diperlukan data hasil analisis tanah pada lokasi penanaman.
Kedua faktor tersebut akan menentukan tingkat efektifitas pemupukan, karena terkait dengan jenis, jumlah, cara dan waktu pemberian pupuk. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman markisa memerlukan pupuk organic dan anorganik (buatan). Jenis, dosis, waktu dan cara aplikasi pupuk yang dianjurkan pada tanaman markisa asam (passiflora edulis sims) dicantumkan pada tabel berikut :







Jenis pupuk
Dosis/tahun
Waktu
Cara aplikasi
Pupuk kandang
10 kg/pohon 
2 minggu sebelum tanam
Dicampur dengan tanah saat menggali lubang tanam

NPK (15:15:15)
1.000 g/ pohon
3 kali setahun (selang 4 bulan)
Diberikan melingkari lubang tanaman ± 20 cm dari pohon

Urea
500 g /pohon
2 kali setahun (awal dan akhir musim hujan)
Diberikan dalam larikan ± 15 cm dari pohon

TSP
400 g / pohon
2 kali setahun (awal dan akhir musim hujan)
Diberikan dalam larikan ± 15 cm dari pohon

KCL
300 g/ pohon
2 kali setahun (awal dan akhir musim hujan)
Diberikan dalam larikan ± 15 cm dari pohon

Pupuk Kandang
50-75 kg / pohon
Awal musim hujan
Disebarkan dekat pohon

Urea
300 g/ pohon
Awal musim hujan
Dalam larikan
KCL
150 g/ pohon
Awal musim hujan
Dalam larikan

6.    Pembuatan Para-Para
Tanaman markisa merupakan tanaman merambat. Oleh karena itu untuk memperoleh produksi yang optimal, diperlukan rambatan (para- para) yang sesuai. Para- para ini dapat dibuat dari bambu (batang, tajuk) atau kawat dengan menggunakan sistem T. Pada pertanamn dipekarangan, sebaiknya rambatan dibuat dengan sistem para-para. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pertanaman skala luas, tiang rambatan sebaiknya dipakai tiang- tiang dari kayu yang tahan terhadap hujan dan tidak disukai rayap atau dapat pula dipakai kayu hidup seperti gamal/glirisida. Tinggi tiang ± 2,5 m dan ditanam di dalam tanah sedalam 50 cm.jarak antara satu tiang dengan tiang berikutnya 3-5 m.

7.    Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman markisa memegang peranan penting karena dengan pemangkasan produktivitas tanaman dapat ditingkatkan. Pemangkasan hendaknya dipilih pada waktu pertumbuhan baru terlihat (keluar tunas pada pucuk baru). Selanjutnya setelah buah dipungut, pemangkasan dilakukan pula untuk membuang cabang- cabang yang mati dan daun- daun yang kering. Pemotongan cabang yang panjang perlu pula dilakukan, terutama untuk meransang keluarnya cabang buah lebih banyak. Cabang yang dibiarkan tumbuh adalah 4 cabang utama. Pemangkasan ini dimaksudkan agar tanaman markisa dapat gerbunga dan berbuah secara terus- menerus.

8.    Pola Tanam
Meskipun dapat ditanam secara monokultur, akan tetapi lebih menguntungkan dilakukan penanaman dengan cara tumpang sari antara markisa dengan tanaman sayuran. Beberapa jenis tanaman sayuran yang cocok diusahakan diantara tanaman markisa adalah tomat, kentang, kubis, buncis, brokoli, dengan R/C ratio masing- masing secara berturut- turut 1,26:1,21:1,44:1,47:dan 1,44.

C.  Hama, Penyakit dan Pengendaliannya
1.    Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman markisa adalah:
a.      Kutu Daun (Macrosphun sp)
Kutu berwarna hijau dengan bagian kepala berwarna merah kekuning- kuningan, dada berwarna coklat dan pada bagian punggung terdapat garis melintang kebelakangberwarna hijau gelap. Kutu berukuran kecil, panjang tubuh berkisar 2-2,5 mm. kutu menerang tunas atau daun- daun muda dengan cara mengisap cairan tanaman, sehingga helaian daun mengalami perubahan bentuk, memilin dan berkeriput. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan pemeliharaan tanaman yang baik, misalnya dengan pemupukan yang tepat dan berimbang.

b.      Hama Pemakan Daun
Bentuk kepala memanjang menyerupai moncong, alat mulutnya terdapat pada moncong tersebut. Kumbangnya berukuran kecil, panjang tubuh kira- kira 5-10 mm, berwarna hitam kebiru- biruan. Kumbang ini memakan tunas- tunas daun muda sehingga daun berlubang- lubang.

c.       Kutu Buluh Putih
Kutu buluh putih menyerang batang dan ranting- rnting tanaman. Kutu buluh putih secara bergerombol menyelimuti seluruh permukaan tanaman yang terserang dan secara langsung mengisap cairan tanaman pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan pemeliharaan tanaman yang teratur.

2.    Penyakit
Penyakit utama yang menyerang tanaman markisa adalah :
a.      Penyakit Bercak Coklat (Alternaria passiflorae)
Penyakit ini pertama kali dilaporkan menyerang tanaman markisa di Indonesia pada tahun 1964. Patogen menyerang batang, cabang, tangkai daun, daun dan buah. Serangannya ditandai oleh adanya bercak bercak coklat pada bagian tanaman yang terserang. Pada daun mula-mula terdapat bercak kecil, bulat berwarna coklat tua dan tembus cahaya, kemudian membesar, bagian tengahnya berwarna coklat muda. Pusat bercak menunjukkan gejala nerkotik dan warnanya berubah jadi besar. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daunnya gugur. Pada batang/cabang yang terserang jug timbul bercak berwarna coklat dan memanjang. Jika bercak ini mengelilingi batang, maka cabang yang lebih muda disebelahnya akan mongering dan mati. Buah yang terinfeksi juga terdapat bercak berwarna coklat dan bagian yang terserang menjadi busuk. Konidium Alternaria passiflorae dapat disebarkan melalui angin atau hujan dari buah, daun yang sakit atau yang gugur. Patogen ini sangat cepat berkembang apabila cuaca lembab dan panas.
 Di Kabupaten Gowa dan Sinjai serangan berat biasanya terjadi menjelang musim hujan dan pada musim hujan. Pada waktu menjelang musim hujan, kelembaban udara cukup tinggi karena mendung, tetapi hujan belum turun. Menurut pengalaman petani serangan penyakit ini menyebabkan tanaman cepat mati (umur 3 tahun) dan produksinya dapat menurun hingga 40 %. Tingkat serangan penyakit ini cukup tinggi yaitu mencapai 60%. Dari 6 kultivar (umur 6 bulan) yang ditanam dikabupaten sinjai (1500 m dari permukaan laut), nampaknyan hanya kultivar ungu gowa dan ungu sinjai yabg kurang terserang (kurang dari 10%). Sedang kultivar ungu polmas, ungu brastagi, ungu toraja, dan ungu enrekang terserang lebih dari 50%.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan :
a)      Mengatur tajuk tanaman agar tidak terlalu rapat dengan pemangkasan yang teratur,
b)      Memangkas/membuang bagian tanaman yang terserang kemudian membakarnya
c)      Pemakaian fungisida meneb + zineb, menkozeb dengan konsentrasi 0.25%.

b.      Penyakit Embun Jelaga (Capnadium sp)
Cendawan capnadium sp ini membentuk lapisan berwarna hitam, kering, tipis, merata sehingga permukaan daun tertutup. Patogen ini secara langsung tidak mengakibatkan kerugian yang berarti bagi tanaman, tetapi dapat mneghambat terjadinya aktivitas yang berlangsung pada daun seperti fotosintesis dan transpirasi sehingga perkembangan tanaman terhambat.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan penggunaan rambatan dan pemangkasan agar tajuk tanaman tidak saling menaungi.





c.       Penyakit Bercak Diplodia (Diplodia sp)
Pada tanaman yang terserang, terutama pada batang terdapat bercak- bercak coklat yang menyebabkan batang kering dan buah menjadi keriput. Tangkai buah yang terserang berwarna coklat tua dan membusuk. Pembusukan lebih lanjut pada permukaan bagian tanaman yang terserang menyebabkan terbentuknya banyak badan buah jamur yang membentuk spora berwarna hitam. Pembusukan yang terjadi pada buah mengakibatkan buah menjadi lunak dan berair. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan membuang bagian tanaman yang terserang dan dibakar.

d.      Penyakit Busuk Pangkal Batang
Beberapa jenis cendawan yang dilaporkan menyebabkan penyakit busuk pangkal batang (coolar rot) di malysia,fuji, queesland, adalah phitophora cinnamomi dan p. nicotianae B de Han Var. parastica. Di indonesia penyakit ini ditemukan di sumatera utara. Tanaman yang terserang layu, menguning dan daun- daunnya gugur. Kulit pangkal batang diatas permukaan tanah pecah- pecah. Jika kulit dikelupas, tampak adanya pembusukan yang berwarna coklat kemerahan yang meluas keatas.
Cendawan ini terutama menyerang dikebun-kebun yang berdrainase jelek. Cendawan menginfeksi akar-akar yang halus dengan spora kembara, atau dapat juga terjadi pada pangkal batang diatas permukaan tanah melalui luka- luka karena alat-alat pertanian. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan
a)      Pembuatan saluran drainase sehingga air tidak tergenang
b)      Sanitasi kebun
c)      Penggunaan para- para dari pucuk bambu dan dikombinasikan dengan fungisida provineb 56% + oksidil 10%.





e.       Antraknose pada Daun (gloesporium sp)
Serangan dimulai pada pinggir daun dengan gejala daun menguning, kemudian berubah warna menjadi putih kelabu pada sebagian besar tepi daun, sehingga dun kelihatan seperti terbakar. Pada permukaan daun terdapat bintik- bintik hitam yang merupakan aservuli cendawan yang dalam suasana lembab akan membentuk massa konidium. Dibawah mikroskop terlihat cendawan dengan ciri konidium berbentuk oval, bening dan bersel satu.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan mencegah kelembaban yang terlalu tinggi pada tanaman,misalnya dengan pembuatan para- para yang baik dan jarak tanam yang tidak rapat.

f.       Periconia sp
Cendawan ini mempunyai konidia yang berwarna gelap, berbentuk panjang, lurus, dan bersel satu. gejala serangan ditandai dengan adanya bercak- bercak kuning pada batang yang akhirnya berwarna cokolat. Cendawan ini bersifat parasit atau saprofit pada berbagai jenis tanaman.

g.      Penyakit Buah Berkayu
Pada tanaman yang terserang nampak gejela pada daun-daun muda yaitu belang-belang hijau atau kuning, berpola mosaik atau bercak cincin atau kadang-kadang berlubang. Daun ukurannya lebih kecil dari biasanya. Buah menunjukkan gejela berkayu, lebih kecil, permukaannya kasar dan tertutup oleh tonjolan-tonjolan bergabus. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menular melalui alat-alat pertanian, serangga maupun gulma.
Penyakit dapat dikendalikan dengan :
a)      Membersihkan (sanitasi) gulma didalam ataupun di sekitar kebun untuk mengurangi sumber inokulum
b)      Pembibitan jauh dari kebun markisa, atau tanaman kacang maupun tanaman labu.


D.    Pemanenan
Panen dilakukan setelah buah berumur 120-140 hari sejak bunga muncul atau 85-95 setelah bunga mekar (p. edulis sims).
Gambar 2  Buah markisa yang sudah siap panen.
Indikator yang dapat dipakai untuk menentukan tingkat ketuaan buah adalah, sebagai berikut :
1.      Warna kulit buah telah berubah dari hijau ungu menjadi kuning (passiflora vlaficarva)
2.      Buah muda yang berwarna hijau muda berubah menjadi hijau kekuning kuningan.
3.      Selain dengan warna kulit buah, saat panen yang tepat dapat ditandai dengan mengerutnya tangkai buah dan keluarnya warna yang khas.






BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan dari rumusan masalah dan pembahasan sebelumnya maka adapun kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.      Teknologi perbanyakan tanaman markisa diantaranya perbanyakan dengan biji dan perbanyakan dengan grafting
2.      Manajemen kebun tani tanaman markisa yaitu terdiri atas
a.       Pemilihan kebun
b.      Penyiapan lahan
c.       Jarak tanam
d.      Pengairan
e.       Pemupukan
f.       Pembuatan para-para
g.      Pemangkasan
h.      Pola tanam
3.      Hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanman markisa serta bagaimana cara pengendaliannya yaitu
a.       Hama diantaranya : kutu daun (Macrosphon Sp), hama pemakan daun, dan kutu buluh putih.
b.      Penyakit diantaranya : penyakit bercak cokelat (Alternaria passiflorae), penyakit embun jelaga (Capnadium Sp), penyakit bercak diplodia (Diplodia Sp), penyakit busuk pangkal batang, antraknose pada daun, dan penyakit buah berkayu.
Adapun cara pengendaliannya yaitu pembuatan saluran drainase sehingga air tidak tergenang dan sanitasi kebun
4.      Cara pemanenan tanaman markisa yaitu panen dilakukan setelah buah berumur 120-140 hari sejak bunga muncul atau 85-95 setelah bunga mekar (p. edulis sims).

B.  Saran
Untuk para mahasiswa semoga dengan adanya laporan tentang teknologi proses perkebunan khususnya tanaman markisa dapat memeberikan semangat atau motivasi agar para mahasiswa bisa mengembangkan ide-ide dalam mengolah kebun serta cara membudidayakan tanaman mariksa yang baik dan benar serta teknologi yang dipakai bersifat ramah lingkungan.
Untuk para petani, semoga bisa meningkatkan produktivitas tanaman markisa untuk memajukan pertanian Indonesia khususnya tanaman markisa.























DAFTAR PUSTAKA

Artikel, 2013. “ manfaat buah markisa”. http://artiklterkait.com, diakses 07 November 2013.
Icanher.2013.” budidaya markisa”. http://anekaplantasia.com, diakses 22 November 2013.
Priyanto, Didik. 2013. “kandungan gizi buah markisa” http://jendelauntukkita.blogspot.com, diakses 07 November 2013.























LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 3 Kunjungan Ke Kebun Markisa
Gambar 4 Foto Bersama Dengan Pemilik Kebun Markisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar