Kamis, 20 November 2014

LAPORAN FIELD TRIP AGROKLIMATOLOGI



LAPORAN
DOSEN : Dr. Patang, S.Pi., M.Si

KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP) AGROKLIMATOLOGI
OLEH :
NURJANNAH
1227040005
B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
KATA PE­NGANTAR
            Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia_Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini, tepat pada waktu yang telah ditentukan.Tak lupa pula, salawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi  Muhammad saw, yang telah membebaskan manusia dari zaman jahiliah kepada zaman modern seperti saat ini.
Alhamdulillah, ucapan terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Patang, S.Pi.,M.Si., yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Salah satunya adalah mengunjungi BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) di Sudiang, Peternakan Sapi Perah (Malino), Budidaya Tanaman Kentang (Malino). Kritik dan saran saya butuhkan dari para pembaca, untuk membantu pembuatan laporan-laporan saya selanjutnya. Terima kasih


Makassar, 18 November 2013




                                                                               Penulis

DAFTAR ISI            
Hal
HALAMAN JUDUL                                                                                                i
KATA PENGANTAR                                                                                             ii
LEMBAR ASISTENSI                                                                                            iii
DAFTAR GAMBAR                                                                                               iv
DAFTAR ISI                                                                                                             v
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        1
A.    Latar Belakang                                                                                            1
B.     Rumusan masalah                                                                                        2
C.     Tujuan                                                                                                          2
D.    Manfaat                                                                                                       2            
BAB II    METODOLOGI   
A.    Waktu dan Tempat                                                                                      3
B.     Alat dan bahan                                                                                            4
C.     Prosedur kerja                                                                                              4           
BAB III   HASIL DAN  PEMBAHASAN
A.    Sekilas tentang iklim                                                                                   5
B.     Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 Kentang                                                                                                      7
C.     Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Tanaman Kentang                               10
D.    Pengaruh Iklim dan Terhadap  Produktivitas dan Kelangsungan
Hidup Sapi Perah                                                                                        12   
BAB IV   PENUTUP
A.  Kesimpulan                                                                                                 17        
B.     Saran                                                                                                         18            
DAFTAR PUSTAKA                                                                                              19      
LAMPIRAN                                                                                                             20
DAFTAR GAMBAR
Hal
1.      Pemasangan Penakaran Hujan.                                                                      8
2.      Tabel Perbedaan  Cuaca dan Iklim                                                                20
3.      Tabel sifat cuaca dan iklim                                                                            20
4.      Perilaku Alam Merespon Iklim                                                                      21
5.      Gambar  Kunjungan Ke BPTP                                                                      21
6.      Gambar: Kunjungan Ke Kebun Kentang Malino                                          22















BAB I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Agroklimatologi merupakan ilmu yang membahas berbagai aspek iklim yang berhubungan dengan permasalahan pertanian secara menyeluruh. Agroklimatologi sangat sekali cakupan ilmunya sehingga dalam hal ini tidak hanya iklim tetapi juga suhu, cuaca, metereologi, dan sebagainya. Pemerintah memberikan mandat kepada BMKG untuk senatiasa memberikan informasi mengenai iklim. Iklim merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi  kegiatan budidaya pertanian. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh perubahan iklim yang  terjadi akhir-akhir ini Kondisi iklim pada suatu musim  bisa sangat menguntungkan namun bisa menjadi bencana.
Dalam melakukan usaha tani petani belum sepenuhnya memanfaatkan informasi iklim. Apabila kemampuan memprakirakan iklim/musim baik (sering tepat daripada salah) dan disampaikan pada waktu yang tepat, maka apabila digunakan dapat memeberikan keuntungan ekonomi. SU merupakan suatu proses learning by doing mengenai pemanfaatan informasi iklim dalam rangka upaya pengamanan produksi melalui minimalisasi dampak perubahan iklim (DPI) lanjutan.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah antara lain, sebagai berikut:
1.        Apakah iklim akan mempengaruhi pertumbuhan dari produksi tanaman kentang?
2.        Apakah suhu mempengaruhi produksi tanaman kentang?
3.        Bagaimana pengaruh iklim dan cuaca terhadap kelangsungan hidup sapi perah?

C.    Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada laporan ini adalah:
1.        Mengetahui pengaruh iklim terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang
2.        Mengetahui pengaruh suhu terhadap produksi tanaman kentang
3.        Mengetahui pengaruh  iklim dan cuaca terhadap  kelangsungan hidup sapi perah.

D.    Manfaat
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa dapat menambah wawasannya dalam mempelajari pengaruh ilkim dan cuaca dalam produktivitas hasil pertanian, sehingga dapat menggugah motivasi mahasiswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang diterima dari luar kampus.















BAB II. METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
Berdasarkan matakuliah yang sedang berjalan, maka adapun kegiatan field trip yang dilakukan pada beberapa tempat, berikut uraian waktu dan tempatnya, sebagai berikut:
1.      Waktu
a.         Hari rabu, 23 oktober 2013. Pukul 12.00 WITA
b.         Hari jum’at, 25 oktober 2013. Pukul 08.00 WITA
c.         Hari jum’at, 25 oktober 2013. Pukul 09.00 WITA
2.      Tempat
Berikut merupakan uraian pelaksanaan kegiatan field trip (Kunjungan Industri):
a.         Kunjungan ke BPTP
b.         Kunjungan ke Kandang Sapi Perah Malino
c.         Kunjungan Ke Kebun Kentang

B.     Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dala field trip ini adalah, sbb:
1.      Alat tulis menulis Alat dokumentasi (kamera)
2.      Alat transportasi seperti bus dan motor
3.      Baju lapangan (baju lab)
4.      Laptop
5.      LCD
6.      Laser pointer
7.      Pengeras suara (microphone)



C.    Prosedur kerja
Kunjungan ini dilaksanakan selama 3 hari ini, dengan cara membagi waktu berkunjung. Untuk hari pertama, yaitu tanggal 23 Oktober 2013, yaitu kunjungan ke BPPMHP (Balai Pengujian Dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan)  yang bertempat di Makassar dan merupakan aspek dalam matakuliah Toksikologi dan Kemamanan Pangan. Kemudian dilanjutkan ke BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Kunjungan hari kedua, yaitu pada tanggal 24 oktober 2013 yang bertempat di kota Makassar yaitu kunjungan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali, kemudian dilanjutkan ke Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) yang ada di Sudiang, setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Pabrik Markisa yang bertempat di Malino yang merupakan aspek dalam matakuliah Toksikologi dan Keamanan Pangan.
Kunjungan hari ketiga, dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Oktober 2013  yaitu kunjungan ke Kebun Kentang, dan Kunjungan ke Kandang Sapi Perah yang dilaksanakan pada hari yang sama, di Malino yang merupakan apek dalam matakuliah toksikologi dan kemananan pangan.









BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Sekilas Tentang Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi  kegiatan budidaya pertanian. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh perubahan iklim yang  terjadi akhir-akhir ini. Kondisi iklim pada suatu musim  bisa sangat menguntungkan namun bisa menjadi bencana. Dalam melakukan usaha tani petani belum sepenuhnya memanfaatkan informasi iklim. Apabila kemampuan memprakirakan iklim/musim baik (sering tepat daripada salah) dan disampaikan pada waktu yang tepat, maka apabila digunakan dapat memberikan keuntungan ekonomi.
SU merupakan suatu proses learning by doing mengenai pemanfaatan informasi iklim dalam rangka upaya pengamanan produksi melalui minimalisasi dampak perubahan iklim (DPI) lanjutan. Istilah  dan pengertian umum prakiraan musim, antara lain sbb:
1.      Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, tidak mengalir. Curah hujan 1 mm artinya luasan satu meter persegi luas tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm tertampung air sebanyak satu liter.
2.      Zona musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memilki perbedaan jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan.
3.      Non ZOM adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memilki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan.
Awal musim kemarau ditetapkan berdasarkan jumlah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 mm dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau biasa terjadi lebih awal (maju), sama atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010).
Awal musim hujan Ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 mm dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). Dasarian adalah rentang waktu selama 10 hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi tiga dasarian, yaitu:
-          Dasarian I: tanggal 1 sampai 10
-          Dasarian II: tanggal 11 sampai 20
-          Dasarian III: tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Sifat hujan  merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010. Sifat hujan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Atas normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115 % terhadap rata-ratanya; Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85%-115% terhadap rata-ratanya; Bawah normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya;
Rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal menggunakan data periode 1981-2010. BMKG mendefinisikan awal musin hujan : awal musim hujan pada suatu kawasan didefinisikan ketika pada kawasan tersebut terjadi curah hujan sekitar 50 mm atau lebih dalam periode 10 hari yang kemudian diikuti dengan kondisi  hujan diatas 50 mm pada 10 hari berikutnya.
El Nino adalah gejala peningkatan suhu permukaan lautan  pasifik selatan dibandingkan kondisi normalnya, akibatnya transfer uap air ke wilayah barat (indonesia) sangat rendah sehingga terjadi kemarau panjang atau rendahnya curah hujan. La Nino adalah gejala penurunan suhu permukaan laut dan mendorong tingginyatransfer uap air ke wilayah barat (Indonesia) menyebabkan terjadinya curah hujan sangat tinggi. Anomali iklim adalah perubahan iklim secara temporer (kata tertentu) yang umumnya bersifat ekstrim, iklim dipengaruhi oleh gejala El Nino sout Oscilation (ENSO), India Oceans Dipole.




1.    Cara Pemasangan Penakaran Hujan
a.       Penakar harus dipasang dilapangan atau halaman yang atasnya terbuka 45 dari garis sumbu.
b.      Penakar Jarak kepohon atau bangunan paling sedikit sama tinggi dengan pohon atau bangunan.
c.       Penakar dipasang diatas tonggak kayu dicat dengan Tir atau Meni.
d.      Setelah dipasang tinggi bibir corong dari tanah harus 120 cm.
e.       Bibir corong harus waterpas atau rata.
f.       Penakar dipaku/disekrup kuat pada tonggak penyanggah.
g.      Penakar dipagar tingginya 1 meter dan diberi kunci.
Gambar 1 Pemasangan Penakaran Hujan
Perbedaan  Cuaca dan Iklim
Cuaca
Iklim
1.      Panas
2.      Dingin
3.      Berawan
4.      Mendung
5.      Cerah
6.      Angin
1.      Panas yang relative lama dan luas
2.      Hujan yang terus menerus sepanjang hari, dalam wilayah yang luas.

Cuaca yaitu kondisi yang menunjukkan unsur-unsur dalam waktu tertentu, dalam waktu yang relatif pendek pada lokasi tertentu. Sedangkan iklim yaitu kondisi yang menunjukkan kondisi umum atau kondisi rata-rata dari unsur-unsur cuaca atau iklim dalam waktu yang relatif panjang pada lokasi yang lebih luas.
2.      Sifat Cuaca dan Iklim
Adapun sifat cuaca dan iklim, antara lain:
Cuaca
Iklim
Mudah berubah
Relatif tetap
Berlaku untuk waktu tertentu
Berlaku untuk waktu yang lama
Meliputi daerah yang sempit
Meliputi daerah yang luas


Perilaku Alam Merespon Iklim
Gambar 2 : Perilaku alam merespon iklim.
1)      Manfaat Informasi Iklim Untuk Pertanian
Adapun manfaat dari iklim untuk pertanian adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan kegiatan budidaya tanaman
b.      Perencanaan pengamanan produksi
c.       Perencanaan peningkatan produksi melalui perluasan areal
d.      Perncanaan pasca panen
e.       Perencanaan rekomendasi dan kebijakan
f.       Penyusunan peta rawan banjir/kekeringan/DPT
2)      Fungsi system informasi iklim untuk pertanian
Adapun fungsi system  informasi iklim untuk pertanian adalah, sebagai berikut:
a.       Membantu petugas lapangan dan  petani untuk dapat menggunakan informasi iklim.
b.      Sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun pola tanam dan strategi tanam.
c.       Membantu petani untuk keluar dari permasalahan kekeringan dan kebanjiran yang sering menimpa mereka.

3)      Dampak Perubahan Iklim
Adapun dampak perubahan iklim adalah, sebagai berikut:
a.       Kondisi kerugian dan keuntungan, baik fisik, produk, maupun social, ekonomi yang disebakan oleh perubahan iklim.
b.      Kerentanan perubahan iklim yaitu sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.

B.     Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang lebih baik dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang ditanam pada iklim yang Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl, Kemudian mempunyai Struktur tanah yang remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
Hasil suatu jenis tanaman bergantug pada interaksi antara faktor genetis dan faktor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh itu kadang menguntungkan tapi tidak jarang pula merugikan. Lang membedakan tanah menjadi 2 tipe yaitu :
1.      Climate Soil tipe, adalah tanah yang pembentukannya dipengaruhi oleh hujan dan temperatur. Lang membuat istilah yang disebut dengan faktor hujan dengan rumus : R = r / t , dimana  R: faktor hujan, r: curah hujan tahunan, t : temperatur. Untuk faktor hujan Lang mengambil batasan R=40, untuk daerah kering dimana nilai R kurang dari 40 tanaman akan tumbuh kurang baik karena pembentukan zat organik kurang. Apabila R lebih dari 40 kemungkinan produksi zat organik akan lebih besar. Saat R=120 berarti tanah tersebut bertipe optimal bagi pertumbuhan. Namun apabila R lebih dari 120 maka akan terjadi humus yang berlebihan, akibatnya akan terbentuk gambut.
2.      Aclimate Soil type, adalah tanah yang pembentukannya bukan disebabkan oleh faktor iklim, melainkan keadaan batuan.
Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap tanah adalah hujan. Air hujan akan mengikis bagian top soil tanah yang merupakan bagian tanah yang subur. Apabila bagian top soil dibiarkan terkikis terus menerus, maka lapisan ini akan hilang dan yang tampak adalah lapisan bagian bawahnya, yang dikenal denga sub soil. Sub soil ini merupakan lapisan di bawahnya yang kurang subur, masih mentah, di mana mikroorganismenya sudah hilang sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan yang memakan waktu cukup lama untuk menjadi produktif kembali (antara 2-5 tahun).
Berbeda dengan faktor tanah yang telah banyak dipelajari dan difahami, cuaca dan iklim merupakan salah satu peubah dalam produksi pangan yang paling sukar dikendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Dalam hal ini iklim sangat berpengaruh dalam produktivitas tanaman kentang, karena dengan adanya pengetahuan tentang iklim maka petani kentang yang ada di Malino bisa mengetahui dampak atau pengaruh iklim, karena apabila menanam kentang pada iklim yang kurang mendukung maka hasilnya akan kurang maksimal, sebaliknya jika petani menanam kentang pada kondisi iklim yang baik maka hasil produksi tanaman kentang yang ditanam akan maksimal diikuti dengan cara perawatan ataupun pemeliharaan yang baik dan benar.

C.    Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Tanaman Kentang
Di dalam 18 dari 28 tahun panenan (1955-1982), banjir atau kemarau panjang merupakan penyebab utama dari kegagalan panen di Indonesia (Baradas, 1984). Langkah-langkah yang lazim diambil untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merangsang hujan, meramal hujan atau memperbaiki jenis-jenis tanaman. Tetapi pada musim kemarau pembentukan awan sangat sedikit dan massa udara kering, sehingga sulit untuk dilakukan hujan buatan. Sedangkan ramalan hujan hanya memberikan informasi mengenai waktu terjadinya hujan, padahal tumbuhan memerlukan air dengan jumlah dan saat yang tepat. Jenis padi yang tahan banjir dan kemaraupun hanya tidak dapat memberikan hasil yang besar dan itupun kalau banjir tidak menghanyutkan atau kemaru tidak membuatnya kering.
Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu nisbi rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim.
Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap tanaman pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas dan angin yang mempercepat penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan tanaman.
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan faktor pentinga dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman, misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daereah bersuhu tinggi.
Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada ketinggian 700 dpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.
D.    Pengaruh Iklim dan Terhadap  Produktivitas dan Kelangsungan Hidup Sapi Perah
Produktivitas ternak sapi perah, salah satunya terutama dalam hal jumlah (kuantitas) maupun komposisi (kualitas) susu. Lingkungan yang berhubungan dengan ternak sapi perah terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan alamiah yang membentuk apa yang disebut iklim, yaitu kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Serat lingkungan buatan yaitu lingkungan yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ternak sapi perah. Iklim terbagi dua yaitu:
1.      Iklim makro, yaitu kondisi cuaca yang dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi, dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut. Misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara.
2.      Iklim mikro, yaitu faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenyamanan ternak sapi  didalam lingkungan tersebut. Ada empat unsur iklim mikro yang dapat memepengaruhi produktiviytas ternak secara langsung (terjadi perubahan yang mencolok dalam waktu yang sangat singkat) yaitu suhu, kelembaban udara, radiasi serta kecepatan angin. Sedangkan unsur lainnya yang memilki pengaruh tidak langsung (baru diketahui untuk waktu yang lebih lama dan belum  tentu berpengaruh terhadap ternak sapi perah itu sendiri) adalah evaporasi dan curah hujan. Karena terdiri dari banyak faktor yang berlainan, pengaruh iklim terhadap produktivitas ternak sapi perah juga sangat kompleks. Beberapa pengaruh iklim secara langsung pada ternak sapi perah, yaitu:
a.       Lama waktu merumput, yaitu lamanya waktu merumput pada ternak sapi perah sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya bangsa, kualitas, tipe mamalia, dan padang rumput yang tersedia. Namun jika ternak sapi perah digembalakan ditempat berbeda dengan daerah asalnya, maka lama waktu untuk merumput akan berkurang.
b.      Efisiensi pakan yaitu pada lokasi diman temperaturnya cukup tinggi ternak saapi akan banyak minum, akhirnya jumlah pakan yang dikomsumsi akan berkurang. Pada kondisi ini, ternak sapi akan sering berkeringat dan mengeluarkan air ludah. Akibatnya, zat yang berasal dari pakan yang dikomsumsi akan hilang melalui keringat dan air ludah ini. Jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka selain produktivitas pertumbuhan badannya juga menurun.
c.       Tingkah laku ternak yaitu pada lingkungan yang tidak sesuai dengan habitat asli, maka ternak sapi akan mengalami sterss, yang berakibat pada produktivitasnya.
Sedangkan pengaruh yang tidak langsung antara lain:
a.       Kualitas dan kuantitas pakan yang tersedia, yaitu pada kandungan gizi, atau daya cerna yang rendah karena serat kasarnya sangat tinggi
b.      Adanya parasit dan penyakit, yaitu lingkungan dengan panas dan kelembaban yang tinggi seperti di daerah tropis merupakan tempat yang baik bagi jamur, parasit, nyamuk, lalat, dan penyakit lain.
c.       Penyimpanan dan penanganan hasil ternak, yaitu iklim tropis baik lembab atau kering dapat merusak hasil produksi ternak. Oleh sebab itu prosessing dan penanganannya akan jauh lebih besar.


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.        Pengaruh pertumbuhan dari produksi tanaman kentang yaitu dalam hal ini iklim sangat berpengaruh dalam produktivitas tanaman kentang, karena dengan adanya pengetahuan tentang iklim maka petani kentang yang ada di Malino bisa mengetahui dampak atau pengaruh iklim, karena apabila menanam kentang pada iklim yang kurang mendukung maka hasilnya akan kurang maksimal, sebaliknya jika petani menanam kentang pada kondisi iklim yang baik maka hasil produksi tanaman kentang yang ditanam akan maksimal diikuti dengan cara perawatan ataupun pemeliharaan yang baik dan benar.
2.        Pengaruh suhu terhadap produksi tanaman kentang yaitu Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya
3.        Pengaruh  iklim dan cuaca mempengaruhi kelangsungan hidup sapi perah yaitu Produktivitas ternak sapi perah, salah satunya terutama dalam hal jumlah (kuantitas) maupun komposisi (kualitas) susu. Lingkungan yang berhubungan dengan ternak sapi perah terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan alamiah yang membentuk apa yang disebut iklim, yaitu kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Serat lingkungan buatan yaitu lingkungan yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ternak sapi perah.






B.     Saran
Untuk penyuluh sebaiknya lebih aktif terjun ke lapangan agar petani mengerti betapa pentingnya pengaruh iklim dan cuaca terhadap lingkup pertanian dan peternakan.
Petani harus lebih memperhatikan kondisi iklim dan cuaca, karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dan hasil pertanian.























DAFTAR PUSTAKA
Administrator. 2008. “agroklimatologi“ http://touringrider.wordpress.com, di unduh tanggal 30 Oktober  2013.
Administrator. 2012. “BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi_Terkini” http://www.bmkg.go.id ,di unduh tanggal 30 Oktober 2013.
Anton , 2011.“Pengaruh iklim pada ternak sapi perah” http://duniasapi.com/id, diunduh tanggal 17 November 2013.
Maintang. 2012. “Kunjungan fakultas teknik program studi pendidikan teknologi pertanian universitas negeri Makassar” http://sulsel.litbang.deptan.go.id, di unduh tanggal  07 November 2013.















LAMPIRAN- LAMPIRAN

Gambar : Kunjungan Ke BPTP
Gambar: Kunjungan Ke Kebun Kentang Malino
Gambar: Kunjungan Ke Kandang Sapi Perah