LAPORAN
DOSEN : Dr. Patang, S.Pi., M.Si
KUNJUNGAN
LAPANGAN (FIELD TRIP) AGROKLIMATOLOGI
OLEH :
NURJANNAH
1227040005
B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji
syukur kehadirat Allah swt, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia_Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini, tepat pada waktu yang telah
ditentukan.Tak lupa pula, salawat dan salam senantiasa tercurah kepada
nabi Muhammad saw, yang telah
membebaskan manusia dari zaman jahiliah kepada zaman modern seperti saat ini.
Alhamdulillah, ucapan terima kasih
tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Patang, S.Pi.,M.Si.,
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat mengunjungi
tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Salah satunya adalah
mengunjungi BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) di Sudiang, Peternakan Sapi Perah (Malino), Budidaya Tanaman Kentang (Malino). Kritik dan saran saya butuhkan dari para pembaca, untuk membantu
pembuatan laporan-laporan saya selanjutnya. Terima kasih
Makassar,
18 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
LEMBAR
ASISTENSI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan masalah
2
C.
Tujuan 2
D.
Manfaat 2
BAB II METODOLOGI
A.
Waktu dan
Tempat 3
B.
Alat dan bahan 4
C.
Prosedur kerja 4
BAB III HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Sekilas tentang
iklim 5
B. Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kentang 7
C.
Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Tanaman Kentang 10
D. Pengaruh Iklim dan Terhadap
Produktivitas dan Kelangsungan
Hidup Sapi Perah 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B.
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
DAFTAR GAMBAR
Hal
1.
Pemasangan
Penakaran Hujan. 8
2.
Tabel Perbedaan Cuaca dan Iklim 20
3.
Tabel sifat
cuaca dan iklim 20
4.
Perilaku Alam
Merespon Iklim 21
5. Gambar Kunjungan Ke BPTP 21
6. Gambar: Kunjungan Ke Kebun Kentang Malino 22
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agroklimatologi
merupakan ilmu yang membahas berbagai aspek iklim yang berhubungan dengan
permasalahan pertanian secara menyeluruh. Agroklimatologi sangat sekali cakupan
ilmunya sehingga dalam hal ini tidak hanya iklim tetapi juga suhu, cuaca,
metereologi, dan sebagainya. Pemerintah memberikan mandat kepada BMKG untuk
senatiasa memberikan informasi mengenai iklim. Iklim merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi
kegiatan budidaya pertanian. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh
perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir
ini Kondisi iklim pada suatu musim bisa
sangat menguntungkan namun bisa menjadi bencana.
Dalam melakukan usaha tani petani belum sepenuhnya memanfaatkan informasi
iklim. Apabila kemampuan memprakirakan iklim/musim baik (sering tepat daripada
salah) dan disampaikan pada waktu yang tepat, maka apabila digunakan dapat
memeberikan keuntungan ekonomi. SU merupakan suatu proses learning by doing
mengenai pemanfaatan informasi iklim dalam rangka upaya pengamanan produksi
melalui minimalisasi dampak perubahan iklim (DPI) lanjutan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas adapun rumusan masalah antara lain, sebagai berikut:
1.
Apakah iklim
akan mempengaruhi pertumbuhan dari produksi tanaman kentang?
2.
Apakah suhu mempengaruhi produksi tanaman kentang?
3.
Bagaimana
pengaruh iklim dan cuaca terhadap kelangsungan hidup sapi perah?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
yang ingin dicapai pada laporan ini adalah:
1.
Mengetahui
pengaruh iklim terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang
2.
Mengetahui pengaruh suhu terhadap produksi tanaman
kentang
3.
Mengetahui
pengaruh iklim dan cuaca terhadap kelangsungan hidup sapi perah.
D.
Manfaat
Dengan adanya
kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa dapat menambah wawasannya dalam
mempelajari pengaruh ilkim dan cuaca dalam produktivitas hasil pertanian, sehingga
dapat menggugah motivasi mahasiswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang
diterima dari luar kampus.
BAB
II. METODOLOGI
A.
Waktu dan
Tempat
Berdasarkan matakuliah yang sedang berjalan, maka adapun kegiatan
field trip yang dilakukan pada beberapa tempat, berikut uraian waktu dan
tempatnya, sebagai berikut:
1.
Waktu
a.
Hari rabu, 23
oktober 2013. Pukul 12.00 WITA
b.
Hari jum’at, 25
oktober 2013. Pukul 08.00 WITA
c.
Hari jum’at, 25
oktober 2013. Pukul 09.00 WITA
2.
Tempat
Berikut
merupakan uraian pelaksanaan kegiatan field trip (Kunjungan Industri):
a.
Kunjungan ke
BPTP
b.
Kunjungan ke
Kandang Sapi Perah Malino
c.
Kunjungan Ke
Kebun Kentang
B.
Alat dan bahan
Adapun alat dan
bahan yang dipergunakan dala field trip ini adalah, sbb:
1.
Alat tulis
menulis Alat dokumentasi (kamera)
2.
Alat
transportasi seperti bus dan motor
3.
Baju lapangan
(baju lab)
4.
Laptop
5.
LCD
6.
Laser pointer
7.
Pengeras suara
(microphone)
C.
Prosedur kerja
Kunjungan ini
dilaksanakan selama 3 hari ini, dengan cara membagi waktu berkunjung. Untuk
hari pertama, yaitu tanggal 23 Oktober 2013, yaitu kunjungan ke BPPMHP (Balai
Pengujian Dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan)
yang bertempat di Makassar dan merupakan aspek dalam matakuliah
Toksikologi dan Kemamanan Pangan. Kemudian dilanjutkan ke BPTP (Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian)
Kunjungan hari
kedua, yaitu pada tanggal 24 oktober 2013 yang bertempat di kota Makassar yaitu
kunjungan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali, kemudian dilanjutkan ke
Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) yang ada di Sudiang, setelah itu
kunjungan dilanjutkan ke Pabrik Markisa yang bertempat di Malino yang merupakan
aspek dalam matakuliah Toksikologi dan Keamanan Pangan.
Kunjungan hari
ketiga, dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Oktober 2013 yaitu kunjungan ke Kebun Kentang, dan
Kunjungan ke Kandang Sapi Perah yang dilaksanakan pada hari yang sama, di
Malino yang merupakan apek dalam matakuliah toksikologi dan kemananan pangan.
BAB
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Tentang
Iklim
Iklim merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kegiatan budidaya pertanian. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh
perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir
ini. Kondisi iklim pada suatu musim bisa
sangat menguntungkan namun bisa menjadi bencana. Dalam melakukan usaha tani petani
belum sepenuhnya memanfaatkan informasi iklim. Apabila kemampuan memprakirakan
iklim/musim baik (sering tepat daripada salah) dan disampaikan pada waktu yang
tepat, maka apabila digunakan dapat memberikan keuntungan ekonomi.
SU merupakan suatu proses learning by doing
mengenai pemanfaatan informasi iklim dalam rangka upaya pengamanan produksi
melalui minimalisasi dampak perubahan iklim (DPI) lanjutan. Istilah dan pengertian umum prakiraan musim, antara
lain sbb:
1.
Curah hujan
(mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar,
tidak menguap, tidak meresap, tidak mengalir. Curah hujan 1 mm artinya luasan
satu meter persegi luas tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm
tertampung air sebanyak satu liter.
2.
Zona musim
(ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memilki perbedaan jelas antara
periode musim kemarau dan musim hujan.
3.
Non ZOM adalah
daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memilki perbedaan yang jelas antara
periode musim kemarau dan musim hujan.
Awal musim
kemarau ditetapkan berdasarkan jumlah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50
mm dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau biasa
terjadi lebih awal (maju), sama atau lebih lambat (mundur) dari normalnya
(rata-rata 1981-2010).
Awal musim
hujan Ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama
atau lebih dari 50 mm dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan
musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama atau lebih lambat (mundur)
dari normalnya (rata-rata 1981-2010). Dasarian adalah rentang waktu selama 10
hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi tiga dasarian, yaitu:
-
Dasarian I: tanggal
1 sampai 10
-
Dasarian II:
tanggal 11 sampai 20
-
Dasarian III:
tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Sifat hujan merupakan
perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan
(satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah
hujan normalnya rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010. Sifat hujan dibagi
menjadi 3 bagian yaitu: Atas normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari
115 % terhadap rata-ratanya; Normal (N) : jika nilai curah hujan antara
85%-115% terhadap rata-ratanya; Bawah normal (BN) : jika nilai curah hujan
kurang dari 85% terhadap rata-ratanya;
Rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah
hujan normal menggunakan data periode 1981-2010. BMKG mendefinisikan awal musin
hujan : awal musim hujan pada suatu kawasan didefinisikan ketika pada kawasan
tersebut terjadi curah hujan sekitar 50 mm atau lebih dalam periode 10 hari
yang kemudian diikuti dengan kondisi
hujan diatas 50 mm pada 10 hari berikutnya.
El Nino adalah gejala peningkatan suhu permukaan lautan pasifik selatan dibandingkan kondisi
normalnya, akibatnya transfer uap air ke wilayah barat (indonesia) sangat
rendah sehingga terjadi kemarau panjang atau rendahnya curah hujan. La Nino adalah gejala penurunan suhu permukaan laut dan
mendorong tingginyatransfer uap air ke wilayah barat (Indonesia) menyebabkan
terjadinya curah hujan sangat tinggi. Anomali iklim adalah perubahan iklim
secara temporer (kata tertentu) yang umumnya bersifat ekstrim, iklim
dipengaruhi oleh gejala El Nino sout Oscilation (ENSO), India Oceans Dipole.
1.
Cara Pemasangan
Penakaran Hujan
a.
Penakar harus
dipasang dilapangan atau halaman yang atasnya terbuka 45 dari garis sumbu.
b.
Penakar Jarak kepohon
atau bangunan paling sedikit sama tinggi dengan pohon atau bangunan.
c.
Penakar
dipasang diatas tonggak kayu dicat dengan Tir atau Meni.
d.
Setelah
dipasang tinggi bibir corong dari tanah harus 120 cm.
e.
Bibir corong
harus waterpas atau rata.
f.
Penakar
dipaku/disekrup kuat pada tonggak penyanggah.
g.
Penakar dipagar
tingginya 1 meter dan diberi kunci.
Gambar 1 Pemasangan
Penakaran Hujan
Perbedaan Cuaca dan Iklim
Cuaca
|
Iklim
|
1.
Panas
2.
Dingin
3.
Berawan
4.
Mendung
5.
Cerah
6.
Angin
|
1.
Panas yang relative
lama dan luas
2.
Hujan yang
terus menerus sepanjang hari, dalam wilayah yang luas.
|
Cuaca yaitu kondisi yang menunjukkan unsur-unsur dalam waktu
tertentu, dalam waktu yang relatif pendek pada lokasi tertentu. Sedangkan iklim
yaitu kondisi yang menunjukkan kondisi umum atau kondisi rata-rata dari
unsur-unsur cuaca atau iklim dalam waktu yang relatif panjang pada lokasi yang
lebih luas.
2.
Sifat Cuaca dan
Iklim
Adapun sifat
cuaca dan iklim, antara lain:
Cuaca
|
Iklim
|
Mudah berubah
|
Relatif tetap
|
Berlaku
untuk waktu tertentu
|
Berlaku untuk waktu yang lama
|
Meliputi daerah yang sempit
|
Meliputi daerah yang luas
|
Perilaku
Alam Merespon Iklim
Gambar 2 : Perilaku alam merespon
iklim.
1)
Manfaat
Informasi Iklim Untuk Pertanian
Adapun manfaat
dari iklim untuk pertanian adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan
kegiatan budidaya tanaman
b.
Perencanaan
pengamanan produksi
c.
Perencanaan
peningkatan produksi melalui perluasan areal
d.
Perncanaan
pasca panen
e.
Perencanaan
rekomendasi dan kebijakan
f.
Penyusunan peta
rawan banjir/kekeringan/DPT
2)
Fungsi system
informasi iklim untuk pertanian
Adapun fungsi system
informasi iklim untuk pertanian adalah, sebagai berikut:
a.
Membantu
petugas lapangan dan petani untuk dapat
menggunakan informasi iklim.
b.
Sebagai bahan
pertimbangan untuk menyusun pola tanam dan strategi tanam.
c.
Membantu petani
untuk keluar dari permasalahan kekeringan dan kebanjiran yang sering menimpa
mereka.
3)
Dampak
Perubahan Iklim
Adapun dampak perubahan iklim adalah, sebagai berikut:
a.
Kondisi
kerugian dan keuntungan, baik fisik, produk, maupun social, ekonomi yang
disebakan oleh perubahan iklim.
b.
Kerentanan
perubahan iklim yaitu sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
B. Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang
Kentang (Solanum
tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi
penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang lebih baik dalam penanaman dan
pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang ditanam pada iklim yang Curah
hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal
18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl, Kemudian
mempunyai Struktur tanah yang remah, gembur, banyak mengandung bahan organik,
berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
Hasil suatu jenis tanaman
bergantug pada interaksi antara faktor genetis dan faktor lingkungan seperti
jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari faktor
lingkungan, maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan tanah sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, yaitu hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh
itu kadang menguntungkan tapi tidak jarang pula merugikan. Lang membedakan tanah menjadi 2 tipe yaitu :
1.
Climate Soil tipe, adalah tanah yang pembentukannya dipengaruhi oleh hujan
dan temperatur. Lang membuat istilah yang disebut dengan faktor hujan dengan
rumus : R = r / t , dimana R: faktor hujan, r: curah hujan tahunan, t : temperatur. Untuk faktor hujan Lang mengambil batasan
R=40, untuk daerah kering dimana nilai R kurang dari 40 tanaman akan tumbuh
kurang baik karena pembentukan zat organik kurang. Apabila R lebih dari 40
kemungkinan produksi zat organik akan lebih besar. Saat R=120 berarti tanah
tersebut bertipe optimal bagi pertumbuhan. Namun apabila R lebih dari 120 maka
akan terjadi humus yang berlebihan, akibatnya akan terbentuk gambut.
2.
Aclimate
Soil type, adalah tanah
yang pembentukannya bukan disebabkan oleh faktor iklim, melainkan keadaan
batuan.
Faktor iklim yang
paling berpengaruh terhadap tanah adalah hujan. Air hujan akan mengikis bagian
top soil tanah yang merupakan bagian tanah yang subur. Apabila bagian top soil
dibiarkan terkikis terus menerus, maka lapisan ini akan hilang dan yang tampak
adalah lapisan bagian bawahnya, yang dikenal denga sub soil. Sub soil ini
merupakan lapisan di bawahnya yang kurang subur, masih mentah, di mana
mikroorganismenya sudah hilang sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan yang
memakan waktu cukup lama untuk menjadi produktif kembali (antara 2-5 tahun).
Berbeda dengan faktor
tanah yang telah banyak dipelajari dan difahami, cuaca dan iklim merupakan
salah satu peubah dalam produksi pangan yang paling sukar dikendalikan. Oleh
karena itu dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim
setempat.
Dalam hal ini iklim sangat
berpengaruh dalam produktivitas tanaman kentang, karena dengan adanya pengetahuan tentang iklim maka petani kentang yang ada di
Malino bisa mengetahui dampak atau pengaruh iklim, karena apabila menanam
kentang pada iklim yang kurang mendukung maka hasilnya akan kurang maksimal,
sebaliknya jika petani menanam kentang pada kondisi iklim yang baik maka hasil
produksi tanaman kentang yang ditanam akan maksimal diikuti dengan cara
perawatan ataupun pemeliharaan yang baik dan benar.
C.
Pengaruh Suhu Terhadap Produksi Tanaman Kentang
Di dalam 18 dari
28 tahun panenan (1955-1982), banjir atau kemarau panjang merupakan penyebab
utama dari kegagalan panen di Indonesia (Baradas, 1984). Langkah-langkah yang
lazim diambil untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merangsang hujan,
meramal hujan atau memperbaiki jenis-jenis tanaman. Tetapi pada musim kemarau
pembentukan awan sangat sedikit dan massa udara kering, sehingga sulit untuk
dilakukan hujan buatan. Sedangkan ramalan hujan hanya memberikan informasi
mengenai waktu terjadinya hujan, padahal tumbuhan memerlukan air dengan jumlah
dan saat yang tepat. Jenis padi yang tahan banjir dan kemaraupun hanya tidak
dapat memberikan hasil yang besar dan itupun kalau banjir tidak menghanyutkan
atau kemaru tidak membuatnya kering.
Suhu udara dan
tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai
batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat
pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu nisbi
rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin.
Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas
atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200
sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman
dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu
rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan
tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim.
Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi,
pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan
kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap tanaman
pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas dan angin yang
mempercepat penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan tanaman.
Suhu udara
merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan
faktor pentinga dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan
suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman,
misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daereah bersuhu
tinggi.
Ditinjau dari
klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan sebagai kendali
pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang mempunyai dataran
tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada
ketinggian 700 dpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang
hijau.
D. Pengaruh Iklim dan Terhadap Produktivitas
dan Kelangsungan Hidup Sapi Perah
Produktivitas ternak sapi perah, salah satunya terutama dalam
hal jumlah (kuantitas) maupun komposisi (kualitas) susu. Lingkungan yang
berhubungan dengan ternak sapi perah terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan
alamiah yang membentuk apa yang disebut iklim, yaitu kondisi rata-rata cuaca
dalam waktu yang panjang. Serat lingkungan buatan yaitu lingkungan yang
dibentuk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ternak sapi perah. Iklim terbagi
dua yaitu:
1. Iklim makro, yaitu kondisi cuaca yang
dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi, dan model geografis, yang
mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain
pada kawasan tersebut. Misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan,
kelembaban udara, dan temperatur udara.
2. Iklim mikro, yaitu faktor-faktor kondisi iklim
setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenyamanan ternak sapi didalam lingkungan tersebut. Ada empat unsur
iklim mikro yang dapat memepengaruhi produktiviytas ternak secara langsung
(terjadi perubahan yang mencolok dalam waktu yang sangat singkat) yaitu suhu,
kelembaban udara, radiasi serta kecepatan angin. Sedangkan unsur lainnya yang
memilki pengaruh tidak langsung (baru diketahui untuk waktu yang lebih lama dan
belum tentu berpengaruh terhadap ternak
sapi perah itu sendiri) adalah evaporasi dan curah hujan. Karena terdiri dari
banyak faktor yang berlainan, pengaruh iklim terhadap produktivitas ternak sapi
perah juga sangat kompleks. Beberapa pengaruh iklim secara langsung pada ternak
sapi perah, yaitu:
a. Lama waktu merumput, yaitu lamanya waktu
merumput pada ternak sapi perah sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak hal
diantaranya bangsa, kualitas, tipe mamalia, dan padang rumput yang tersedia.
Namun jika ternak sapi perah digembalakan ditempat berbeda dengan daerah
asalnya, maka lama waktu untuk merumput akan berkurang.
b. Efisiensi pakan yaitu pada lokasi diman
temperaturnya cukup tinggi ternak saapi akan banyak minum, akhirnya jumlah
pakan yang dikomsumsi akan berkurang. Pada kondisi ini, ternak sapi akan sering
berkeringat dan mengeluarkan air ludah. Akibatnya, zat yang berasal dari pakan
yang dikomsumsi akan hilang melalui keringat dan air ludah ini. Jika
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka selain produktivitas pertumbuhan
badannya juga menurun.
c. Tingkah laku ternak yaitu pada lingkungan yang
tidak sesuai dengan habitat asli, maka ternak sapi akan mengalami sterss, yang
berakibat pada produktivitasnya.
Sedangkan pengaruh yang tidak langsung antara lain:
a. Kualitas dan kuantitas pakan yang tersedia,
yaitu pada kandungan gizi, atau daya cerna yang rendah karena serat kasarnya
sangat tinggi
b. Adanya parasit dan penyakit, yaitu lingkungan
dengan panas dan kelembaban yang tinggi seperti di daerah tropis merupakan
tempat yang baik bagi jamur, parasit, nyamuk, lalat, dan penyakit lain.
c. Penyimpanan dan penanganan hasil ternak, yaitu
iklim tropis baik lembab atau kering dapat merusak hasil produksi ternak. Oleh
sebab itu prosessing dan penanganannya akan jauh lebih besar.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan dari rumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.
Pengaruh pertumbuhan dari produksi tanaman kentang yaitu dalam hal ini iklim sangat berpengaruh dalam
produktivitas tanaman kentang, karena dengan adanya pengetahuan tentang iklim maka petani kentang yang ada di
Malino bisa mengetahui dampak atau pengaruh iklim, karena apabila menanam
kentang pada iklim yang kurang mendukung maka hasilnya akan kurang maksimal,
sebaliknya jika petani menanam kentang pada kondisi iklim yang baik maka hasil
produksi tanaman kentang yang ditanam akan maksimal diikuti dengan cara
perawatan ataupun pemeliharaan yang baik dan benar.
2.
Pengaruh suhu terhadap produksi tanaman kentang yaitu Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum
dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya
3.
Pengaruh iklim dan
cuaca mempengaruhi kelangsungan hidup sapi perah yaitu Produktivitas ternak
sapi perah, salah satunya terutama dalam hal jumlah (kuantitas) maupun
komposisi (kualitas) susu. Lingkungan yang berhubungan dengan ternak sapi perah
terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan alamiah yang membentuk apa yang
disebut iklim, yaitu kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Serat
lingkungan buatan yaitu lingkungan yang dibentuk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
ternak sapi perah.
B. Saran
Untuk penyuluh sebaiknya lebih aktif terjun ke lapangan
agar petani mengerti betapa pentingnya pengaruh iklim dan cuaca terhadap
lingkup pertanian dan peternakan.
Petani harus lebih memperhatikan kondisi iklim dan cuaca,
karena kedua hal tersebut sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dan
hasil pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. 2008.
“agroklimatologi“ http://touringrider.wordpress.com, di
unduh tanggal 30 Oktober 2013.
Administrator. 2012.
“BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi_Terkini” http://www.bmkg.go.id
,di unduh tanggal 30 Oktober 2013.
Anton , 2011.“Pengaruh
iklim pada ternak sapi perah” http://duniasapi.com/id,
diunduh tanggal 17 November 2013.
Maintang. 2012.
“Kunjungan fakultas teknik program studi pendidikan teknologi pertanian universitas
negeri Makassar” http://sulsel.litbang.deptan.go.id, di unduh
tanggal 07 November 2013.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Gambar : Kunjungan Ke BPTP
Gambar: Kunjungan Ke Kebun Kentang Malino
Gambar: Kunjungan Ke Kandang Sapi Perah