TUGAS
ISBD
A.RAMLI RASYID, S.Sos.,M.Pd
BAJU BODO
NURJANNAH
1227040005
PTP-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanawata’ala atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar tentang sejarah benda-benda museum fort Rotterdam.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai sejarah perkembangan baju bodo
bugis Makassar sebagai ciri khusus suku bugis Makassar.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap bisa menjadi acuan atau
referensi sekaligus menambah wawasan tentang perkembangan baju bodo suku bugis
Makassar. Penulis juga menyadari, bahwa
masih memiliki kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi apresiasi kepada pembaca
dan utamanya kepada penulis. Selain itu, semoga makalah ini dapat memberi manfaat
kepada pembaca dan penulis khususnya.
Makassar, 10 oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Makassar adalah suatu kota yang terletak di provinsi sulawesi
selatan. Makassar terkenal dengan berbagai macam kebudayaan. Salah satunya
yaitu Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan khususnya Makassar. Pada abad ke-20, tari ini
keluar dari tradisi istana dan menjadi pertunjukan populer. Ia seringkali
dipentaskan di sejumlah acara, seperti pernikahan, ritual pengobatan dan
sunatan. Tari ini sangat energik, terkadang begitu hingar bingar oleh musik,
namun diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah gemulai dari para penari
wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam
suling (puik-puik) mengiringi dua penari.selain tarian terdapat juga busana
adat tradisional.
Busana adat merupakan salah satu aspek yang cukup penting. Bukan
saja berfungsi sebagai penghias tubuh, tetapi juga sebagai kelengkapan suatu
upacara adat. Yang dimaksud dengan busana adat di sini adalah pakaian berikut
aksesori yang dikenakan dalam berbagai upacara adat seperti perkawinan,
penjemputan tamu, atau hari-hari besar adat lainnya. Pada dasarnya, keberadaan
dan pemakaian busana adat pada suatu upacara tertentu akan melambangkan
keagungan upacara itu sendiri.
Melihat kebiasaan mereka dalam berbusana, sebenarnya dapat
dikatakan bahwa busana adat Makasar menunjukkan kemiripan dengan busana yang
biasa dipakai oleh orang Bugis. Meskipun demikian, ada beberapa ciri, bentuk
maupun corak, busana yang khas milik pendukung kebudayaan Makasar dan tidak
dapat disamakan dengan busana milik masyarakat Bugis.
Pada masa dulu, busana adat orang Makasar dapat menunjukkan status
perkawinan, bahkan juga status sosial pemakainya di dalam masyarakat. Hal itu
disebabkan masyarakat Makasar terbagi atas tiga lapisan sosial. Ketiga strata
sosial tersebut adalah ono karaeng, yakni lapisan yang ditempati oleh kerabat
raja dan bangsawan; tu maradeka, yakni lapisan orang merdeka atau masyarakat
kebanyakan; dan atu atau golongan para budak, yakni lapisan orangorang yang
kalah dalam peperangan, tidak mampu membayar utang, dan yang melanggar adat.
Namun dewasa ini, busana yang dipakai tidak lagi melambangkan suatu kedudukan
sosial seseorang, melainkan lebih menunjukkan selera pemakainya.
Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin pemakainya, busana adat
Makasar tentu saja dapat dibedakan atas busana pria dan busana wanita.
Masing-masing busana tersebut memiliki karakteristik tersendiri, busana adat
pria dengan baju bella dada dan jas tutunya sedangkan busana adat wanita dengan
baju bodo dan baju labbunya.
Busana adat pria Makasar terdiri atas baju, celana atau paroci,
kain sarung atau lipa garusuk, dan tutup kepala atau passapu. Baju yang
dikenakan pada tubuh bagian atas berbentuk jas tutup atau jas tutu dan baju
belah dada atau bella dada. Model baju yang tampak adalah berlengan panjang,
leher berkrah, saku di kanan dan kiri baju, serta diberi kancing yang terbuat
dari emas atau perak dan dipasang pada leher baju. Gambaran model tersebut sama
untuk kedua jenis baju pria, baik untuk jas tutu maupun baju bella dada. Hanya
dalam hal warna dan bahan yang dipakai terdapat perbedaan di antara keduanya.
Bahan untuk jas tutu biasanya tebal dan berwarna biru atau coklat tua. Adapun
bahan baju bella dada tampak lebih tipis, yaitu berasal dari kain lipa sabbe
atau lipa garusuk yang polos, berwarna terang dan mencolok seperti merah, dan
hijau.
Khusus untuk tutup kepala, bahan yang biasa digunakan berasal dari
kain pasapu yang terbuat dari serat daun lontar yang dianyam. Bila tutup kepala
pada busana adat pria Makasar dihiasi dengan benang emas, masyarakat
menyebutnya mbiring. Namun jika keadaan sebaliknya atau tutup kepala tidak
berhias benang emas, pasapu guru sebutannya. Biasanya, yang mengenakan pasapu
guru adalah mereka yang berstatus sebagai guru di kampung. Pemakaian tutup
kepala pada busana pria mempunyai makna-makna dan simbol-simbol tertentu yang
melambangkan satus sosial pemakainya.
Kelengkapan busana adat pria Makassar yang tidak pernah lupa untuk
dikenakan adalah perhiasan seperti keris, gelang, selempang atau rante sembang,
sapu tangan berhias atau passapu ambara, dan hiasan pada penutup kepala atau
sigarak. Gambaran busana adat pria Makassar lengkap dengan semua jenis
perhiasan seperti itu, tampak jelas pada seorang pria yang sedang melangsungkan
upacara pernikahan. Lebih tepatnya dikenakan sebagai busana pengantin pria.
Sementara itu, busana adat wanita Makasar terdiri atas baju dan
sarung atau lipa. Ada dua jenis baju yang biasa dikenakan oleh kaum wanita,
yakni baju bodo dan baju labbu dengan kekhasannya tersendiri. Baju bodo
berbentuk segi empat, tidak berlengan, sisi samping kain dijahit, dan pada
bagian atas dilubangi untuk memasukkan kepala yang sekaligus juga merupakan
leher baju. Adapun baju labbu atau disebut juga baju bodo panjang, biasanya
berbentuk baju kurung berlengan panjang dan ketat mulai dari siku sampai
pergelangan tangan. Bahan dasar yang kerap digunakan untuk membuat baju labbu
seperti itu adalah kain sutera tipis, berwarna tua dengan corak bunga-bunga.
Kaum wanita dari berbagai kalangan manapun bisa mengenakan baju labbu.
Pasangan baju bodo dan baju labbu adalah kain sarung atau lipa,
yang terbuat dari benang biasa atau lipa garusuk maupun kain sarung sutera atau
lipa sabbe dengan warna dan corak yang beragam. Namun pada umumnya, warna dasar
sarung Makasar adalah hitam, coklat tua, atau biru tua, dengan hiasan motif
kecil kecil yang disebut corak cadi. Sama halnya dengan pria, wanita makasar
pun memakai berbagai perhiasan untuk melengkapi tampilan busana yang
dikenakannya Unsur perhiasan yang terdapat di kepala adalah mahkota (saloko),
sanggul berhiaskan bunga dengan tangkainya (pinang goyang), dan anting panjang
(bangkarak). Perhiasan di leher antara lain kalung berantai (geno ma`bule),
kalung panjang (rantekote), dan kalung besar (geno sibatu), dan berbagai
aksesori lainnya. Penggunaan busana adat wanita Makassar yang lengkap dengan
berbagai aksesorinya terlihat pada busana pengantin wanita. Begitu pula halnya
dengan para pengiring pengantin, hanya saja perhiasan yang dikenakannya tidak
selengkap itu.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang di
maksud dengan baju bodo
2.
Jelaskan arti
warna baju bodo
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
tentang baju bado
2.
Untuk
mengetahui arti Warna baju Bodo
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MENGENAL
SEKILAS TENTANG BAJU BODO
Meskipun baju adat dari Makassar cukup popular, dikenal luas masih
ada sebagian orang yang belum mengenal apa baju adat makassar yang
sesungguhnya. Selama ini kita hanya melihatnya dari gambar buku-buku pelajaran
dan foto-foto dari berbagai media baik cetak maupun elektronik. Tidak adil rasanya jika hanya mengetahui baju adat dari
daerah sendiri, Indonesia merupakan Negara kesatuan, upaya kita mengenal
keanekaragaman budaya termasuk cinta tanah air. Dengan kita lebih mengenal
lebih lanjut tentang budaya Makassar sedikitnya mengikis rasa etnosentrisme
yang melekat didalam diri kita.
Etnosentrisme merupakan paham yang menganggap bahwa budayanyalah
yang paling baik dibandingkan dengan budaya lain. di sisi lain paham ini
menanamkan semangat kestiaan yang tinggi, tetapi disisi lain dapat memberikan konflik jika ditanamkan
secara berlebihan. Sebagai Negara kesatuan kita dituntut untuk bisa saling
menghargai budaya masing-masing.
Baju adat merupakan pakaian tradisional yang terbuat dari bahan,
corak, model, dari masyarakat setempat. Baju adat dari Makassar sering disebut
baju bodo. Untuk sebagian suku bugis yang menetap di Makassar menyebut baju
bodo dengan sebutan baju tokko. Baju bodo atau bojo tokko dibuat dengan bentuk segi empat berlengan
pendek. Baju ini dibuat dengan berbagai warna, dan kain yang digunakan adalah
kain muslin.
Kain muslin merupakan kain
yang terbuat dari gulungan kapas yang
dijalin dengan menggunakan benang katun. Baju bodo ini merupakan salah satu
baju tradisional tertua yang ada di dunia. Bahkan public internasional pun
tidak mengetahuinya, maka dari itu kita perlu memperkenalkannya keseluruh
penjuru dunia. Seperti telah disebutkan sebelumnya baju bodo terbuat dari kain
muslin, yang merupakan kain yang sangat tua bahkan dikenal sejak abad ke-13.
Hebatnya jika dibanding dengan masyarakat didataran Eropa, lebih
dulu dikenal oleh masyarakat Makassar khususnya pada abad ke 17. Baru dikenal
di Eropa pada ke-18. Kain muslin yang digunakan untuk membuat baju bodo atau
waju tokko ini awalnya sangat tipis, bahkan transparan. Sehingga pada awal pembuatan
baju bodo, baju ini memperlihatkan bentuk tubuh wanita, sehingga bagian dada,
pusar dan payudaranya sangat jelas terlihat. Sementara untuk padananya
menegenakan kain sejenis kain sarung tenun khas Makassar.
Perjalanan selanjutnya, baju bodo ini berubah menjadi la’bu .
Dahulu baju bodo yang masih memperlihatkan bagian dada wanita ini sejak zaman
masuknya islam ditanah Makassar. Meskipun agama islam sudah masuk ke Makassar
pada abad ke-5, namun baru diterima oleh
masyarakat pada abad ke-17.
Penerimaan ajaran islam ini juga tidak lepas dari peran DI/II,
DI/TII ini juga memberikan pengaruh pada perkembangan dan perubahan Baju Bodo
menjadi baju La’bu dalam ajaran islam yang diemban oleh DI/TII pada masyarakat
ini melarang memperlihatkan aurat, bahkan larangan in menjadi isu besar
dikalangan agamawan dan pelaku adat. Larangan yang dilontarkan oleh penganut
DI/TII waktu itu membuat baju Bodo juga semakin jarang dikenakan. Hal ini tentu
saja bisa berakibat terkikisnya corak khas budaya dan minimnya. Penggunaan baju
bodo dalam upacara adat.
Keterbukaan
Kerajaan Gowa akan ajaran Islam ini, membuat raja gowa mengambil kebijakan yang
cukup bijaksana. Kebijakan yang diberikan adalah memodifikasi baju bodo yang
semua transparan dibuat agak tebal,longgar, panjang sampai lutut yang
disebut dengan baju la’bu.
Jadi
baju adat dari Makassar yang masih banyak kita sebut dengan baju bodo ini,
sebenarnya disebut dengan baju la’bu tetap saja tidak menghilangkan unsur
sejarah baju bodo itu sendiri sehingga masyarakat luas masih saja menyebutnya
baju bodo.
Baju
bodo adalah pakaian tradisional perempuan suku BugisMakassar, Sulawesi, Indonesia. Baju
bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas
bagian siku lengan. Baju
bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Menurut adat
Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan
usia ataupun martabat pemakainya. Berikut gambar baju bodo suku bugis Makassar
:
B.
ARTI WARNA BAJU
BODO
Bagi masyarakat Makassar, baju adat tradisionalnya tidak dibuat
jika tidak memasuki arti atau makna, serta fungsi. Baju bodo yang dibuat dari
kain yang berwarna warni ini memasuki arti dan fungsi yang berbeda beda. Salah
satunya perbedaan warna baju yang dipakai dikenakan itu menunjukkan identitas
penggunaanya.
Arti warna baju bodo dibuat hanya diperuntukkan untuk kaum
wanitanya, tidak untuk laki-laki. Perbedaan arti dan fungsi inilah mengapa baju
bodo ini dibuat berwarna, tetapi khususnya warna yang menjadi kesepakatan adat
tidak boleh salah penggunaanya, sementara warna lainnya diperbolehkan untuk
acara non formal. Baju bodo yang dikenakan untuk kelompok usia tertentu akan berbeda
pilihan warnanya. Hal ini sudah dilakukan turun temurun sejak neneng moyang
mereka sudah menjadi tradisi. Jika tradisi ini dilanggar, dipandang tidak tahu
adat. Berikut arti warna baju bodo yang menunjukkan usia pemakainya:
-
Warna kuning
gading. Baju bodo warna kuning gading ini disebut dengan waju pella-pella
(kupu-kupu), dan dikenakan untuk anak perempuan dibawah usia 10 tahun. Warna
ini disimbolkan sebagai dunia anak-anak yang penuh keceriaan, dan diharapkan
supaya anak cepat dewasa dan bisa menghadapi tantangan hidup .
-
Warna jingga
(merah muda). Baju bodo warna jingga dikenakan untuk perempuan usia 10-14
tahun. Usia ini dianggap masih matang atau setengah dewasa.
-
Warna jingga
atau merah muda lapis. Baju bodo warna ini dikenakan untuk perempuan usia 14-17
tahun. Bedanya dengan usia 10-14 tahun hanya model bajunya, yang dibuat
bersusun atau berlapis. Baju bodo warna ini dikenakan juga untuk mereka yang
sudah menikah tetapi belum memilki anak.
-
Warna merah
darah lapis. Baju bodo warna ini dikenakan untuk usia 17-25 tahun. Baju ini
dikenakan untuk wanita yang sudah menikah dan telah memiliki anak. Menggunakan
warna merah darah ini maknanya si wanita ini sudah mengeluarkan darah dari
rahimnya.
-
Warna hitam.
Baju bodo khususnya warna hitam dikenakan untuk wanita yang berusia 25-40
tahun.
-
Warna ungu.
Baju bodo warna ini biasanya dikenakan oleh seseorang yang sudah tidak memilki
seoarang suami (janda)
Selain
peraturan pemakaian baju bodo itu, dahulu juga masih sering didapati perempuan
Bugis-Makassar yang mengeakan Baju Bodo sebagai pakaian pesta, misalnya pada
pesta perkawinan. Akan tetapi saat ini, baju adat ini sudah semakin terkikis
oleh perubahan zaman. Baju bodo kini terpinggirkan, digantikan oleh kebaya
modern, gaun malam yang katanya modis, atau busana-busana yang lebih simpel dan
mengikuti trend.
Walau dengan
keterpinggirannya, Baju bodo kini tetap dikenakan oleh mempelai perempuan dalam
resepsi pernikahan ataupun akad nikah. Begitu pula untuk passapi’nya
(pendamping mempelai, biasanya anak-anak). Juga digunakan pagar ayu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Baju bodo
adalah pakaian tradisional perempuan suku BugisMakassar, Sulawesi, Indonesia. Baju bodo
berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian
siku lengan. Baju bodo
juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Menurut adat Bugis,
setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia
ataupun martabat pemakainya. Baju bodo meemilki arti sesuai warnanya, berikut
arti warna baju bodo yang menunjukkan usia pemakainya:
-
Warna kuning
gading. Baju bodo warna kuning gading ini disebut dengan waju pella-pella
(kupu-kupu), dan dikenakan untuk anak perempuan dibawah usia 10 tahun. Warna
ini disimbolkan sebagai dunia anak-anak yang penuh keceriaan, dan diharapkan
supaya anak cepat dewasa dan bisa menghadapi tantangan hidup .
-
Warna jingga
(merah muda). Baju bodo warna jingga dikenakan untuk perempuan usia 10-14
tahun. Usia ini dianggap masih matang atau setengah dewasa.
-
Warna jingga
atau merah muda lapis. Baju bodo warna ini dikenakan untuk perempuan usia 14-17
tahun. Bedanya dengan usia 10-14 tahun hanya model bajunya, yang dibuat
bersusun atau berlapis. Baju bodo warna ini dikenakan juga untuk mereka yang
sudah menikah tetapi belum memilki anak.
-
Warna merah
darah lapis. Baju bodo warna ini dikenakan untuk usia 17-25 tahun. Baju ini dikenakan
untuk wanita yang sudah menikah dan telah memiliki anak. Menggunakan warna
merah darah ini maknanya si wanita ini sudah mengeluarkan darah dari rahimnya.
-
Warna hitam.
Baju bodo khususnya warna hitam dikenakan untuk wanita yang berusia 25-40 tahun.
-
Warna ungu.
Baju bodo warna ini biasanya dikenakan oleh seseorang yang sudah tidak memilki
seoarang suami (janda)
B.
SARAN
Penulis berharap
dengan adanya makalah ini, memberikan pengetahuan bagi pembaca agar mengatahui
pakaian adat bugis Makassar. Serta penulis menginginkan agar pakaian adat bugis
Makassar yakni baju bodo bisa terkenal sampai keseluruh penjuru dunia yang bisa
mengangkat martabat khususnya suku bugis Makassar.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.suarapembaruan.com Baju Bodo, Salah Satu Busana Tertua di Dunia. Suara Pembaruan
Daily, diunduh 10 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar