Rabu, 09 April 2014

CARA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT (CPO)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
     Kelapa sawit merupakan tumbuhan pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan dan bercabang banyak. Memilki buah kecil dan apabila matang, akan berwarna merah kehitaman. Untuk daging buahnya padat serta mengandung minyak. Minyak kelapa sawit ini digunakan sebagai minyak goreng. Kelapa sawit sendiri dipanen harus berumur 4 tahun, dalam pemanenan yang perlu diperhatikan adalah kematangan buah. Dalam perkebunan kelapa sawit ada beberapa kriteria buah yang layak untuk dipanen dan kemudian diolah menjadi minyak goreng.
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang menghasilkan minyak kelapa sawit. . Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Tuliskan  sumber dan pengadaan bahan baku (kelapa sawit)
2.      Tuliskan jenis dan tahap pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng!
3.      Tuliskan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng!
4.      Tuliskan limbah industry dalam pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng!
5.      Kepada siapa produk yang dibuat tersebut dipasarkan atau didistribusikan?
6.      Bagaimana mekanisme pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk tersebut?
7.      Lembaga ekonomi apa yang terkait dalam membantu usaha pengolahan kelapa sawit ?
C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui sumber dan pengadaan bahan baku (kelapa sawit)
2.      Untuk mengetahui jenis dan tahap pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
3.      Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
4.      Untuk mengetahui limbah industry dalam pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
5.      Untuk mengetahui Kepada siapa produk yang dibuat tersebut dipasarkan atau didistribusikan
6.      Untuk mengetahui mekanisme pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk tersebut
7.      Untuk mengetahui Lembaga ekonomi apa yang terkait dalam membantu usaha pengolahan kelapa sawit.

D.    MANFAAT
1.      Untuk mahasiswa : dapat memeberikan pengetahuan atau wawasan kepada para mahasiswa untuk mengolah dan memanfaatkan kelapa sawit.
2.      Untuk pembaca : dapat menjadi referensi untuk mengolah kelapa sawit
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sumber Dan Pengadaan Bahan Baku
Keberadaan perkebunan dan industri sawit memegang peranan besar di sektor hulu. Tandan buah segar (TBS), yang dihasilkan dari perkebunan sawit, diproses menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO). CPO merupakan produk penting bagi industri kelas menengah, yang merupakan pintu gerbang awal, untuk diolah menjadi industri turunan minyak makanan dan non makanan. Jika diteliti lebih seksama, tanaman sawit memiliki kontribusi besar bagi lingkungan dan menyediakan kebutuhan pangan dunia yang cukup besar.
Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penggunaan lahannya paling hemat. Produktifitasnya mencapai 8 sampai 9 kali lebih banyak dibanding minyak nabati lain, seperti soybean oil. Togar, dari perusahaan Musimas, menyatakan sebesar 60 - 70 persen kebun kelapa sawit ditanam di lahan-lahan terbuka dan terlantar. Lahan tersebut tidak memiliki nilai ekonomi dan nilai konservasi, sehingga kelapa sawit berpotensi sebagai tanaman untuk reboisasi lahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelapa sawit mampu menyerap 36 ton CO2 dalam satu hektar. Angka ini melampaui kemampuan hutan tropis yang rata-rata hanya menyerap 25 ton. Data Oil World menunjukkan bahwa untuk memproduksi 4,2 ton minyak sawit mentah dibutuhkan biaya produksi US$ 250. Sedangkan untuk memproduksi satu ton repeseed oil, dibutuhkan biaya produksi US$ 375. Biaya produksi soybean oil dan sunflower oil lebih tinggi lagi. Hal tersebut mengakibatkan harga minyak sawit lebih murah dibandingkan minyak nabati lain, yang merupakan keunggulan minyak sawit.




B.                 JENIS DAN TAHAP PENGADAAN PENGOLAHAN
Adapun cara pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng.
Berikut tahapan pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit, antara lain:
a.      Sterilisasi  (Perebusan) dalam sterilizer 
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Proses sterilizier ini bertujuan untuk melunakan daging buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji, dan proses pemerasan daging buah dapat mudah dilakukan, serta mempermudah proses pemisahan tandan dengan brondolan, juga menurunkan kadar air buah dan pengumpulan protein dan menonaktifkan enzim lipase yang merupakan katalisator pembentuk asam lemak bebas. Proses sterilizer adalah antara lain:
-          TBS yang sudah disortasi dimasukkan kedalam lori. Dan setiap lori memuat 2,5 ton.
-          Masukkan lori kedalam sterilizer tersebut. Setiap 1 unit sterilizer berkapasitas 10 lori.
-          Hidupkan sterilizer dengan waktu perebusan 90-100 menit dengan suhu 140 oC dan tekanan 2,8 kg/cm3.
-          Perebusan menggunakan uap.
b.      Penebahan (Perontokan Buah)
Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus.
Kegunaan threser ini adalah untuk memisahkan brondolan dengan tandan  kosong sehingga hasilnya lebih maksimal.
c.       Pemipilan
Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap unit-unit digester. Digester berfungsi untuk mencabik dan melumatkan buah serta melepaskan biji dari serabut yang membungkusnya.
Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 oC yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).
d.      Pengepresan/ pengempaan
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).
e.       Pemurnian Minyak
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.
Vibrator Screen
Vibrator Screen berfungsi sebagai penyaring minyak yang berfungsi dengan getaran
Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh.
Crude oil tank : Berfungsi untuk menampung minyak hasil proses.
Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki pemisah (continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar. Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah. Untuk mempermudah pemisah, suhu dipertahankan 95oC dengan system injeksi uap Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus minyak.
Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storege Tank).
f.       CST (continue settling tank)
            CST berfungsi sebagai penampung dan pemisah minyak dengan air dengan suhu 90oC. kolam CST ada tiga yaitu, CST 1,2, san slude tank lalu ditempatkan pada tangki penampung. Demikianlah cara tahapan pengolahan kelapa sawitmenjadi minyak goreng.
g.      PERALATAN DAN MESIN
1.      Tresher
2.      Vibrator screen
3.      Crude oil tank

4.      Continue setting tank

h.                  LIMBAH INDUSTRI
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukan limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit.
Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal  pada  saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.  Jenis limbah ini antara lain kayu, pelepah dan gulma.  Dalam setahun setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10.4 ton bobot kering.
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
a.       Limbah padat
Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong sawit (TKS). Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit.  Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya.  Komponen terbesar dari limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin.
b.      Limbah cair
 Dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosilikon. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karenanya diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi dan merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit dan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur  sekunder.
c.       Limbah gas
Selain limbah padat dan cair dari industri kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas.  Limbah bahan gas ini antara  lain gas  cerobong dan  uap air  buangan  pabrik  kelapa  sawit.
Tandan kosong sawit yang dihasilkan antara 22 - 23 % dari jumlah TBS yang diolah.  Limbah padat TKS biasanya dibakar dan abunya yang mengandung kalium cukup tinggi dapat dipakai sebagai sumber kalium. Pembakaran TKS tersebut mulai ditinggalkan untuk mengurangi dampak polusi udara akibat asap hasil pembakaran.  Disamping itu, penggunaan abu TKS sebagai pupuk di pembibitan kelapa sawit diketahui belum memberikan hasil yang memuaskan (Darmosarkoro dan Rahutomo, 2000).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi TBS yang diperoleh dari aplikasi TKS sebagai mulsa pada beberapa jenis tanah berkisar antara 10 - 34 %.  Secara ekonomis, aplikasi TKS sebagai mulsa di perkebunan kelapa sawit memberikan tambahan pendapatan sekitar 34 % dibandingkan dengan pemupukan biasa.  Salah satu kendala aplikasi TKS secara langsung adalah biaya trasportasi per unit hara yang cukup tinggi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003).
Pemanfaatan ampas kelapa sawit untuk pakan ternak misalnya sapi, dan sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus di proses menjadi tepung dengan 9:7 yang terkandung di dalamnya yaitu karbohidrat, protein, lemak , abu dan sisa-sisa kotoran.
Kelapa sawit terbukti memberikan peran yang nyata dalam pembangunan perekonomian, sosial dan lingkungan di Indonesia. Peran tersebut terutama dalam hal: penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat, perolehan devisa bagi negara, mendukung industri dalam negeri berbasis bahan dasar kelapa sawit, pemanfaatan lahan kritis, sumber oksigen bagi kehidupan dan menyerap karbon dari udara.Luas areal ini akan berkembang terus sejalan dengan kebijakan revitalisasi perkebunan, kelapa sawit bukan monopoli perusahaan skala besar milik pemerintah dan swasta, tetapi terbuka luas untuk diusahakan pekebun rakyat. CPO berasal dari pengolahan Tandan Buah Segar (TBS).
Setiap ton TBS yang diolah dapat menghasilkan 140 200 kg CPO dan limbah/produk samping, antara lain: limbah padat, limbah cair dan gas. Limbah cair yang dihasilkan cukup banyak, yaitu berkisar antara 600 700 kg. Bilamana limbah/produk samping ini tidak diolah akan menimbulkan masalah berupa; penumpukan limbah dan resiko cairan dan gas. Potensi Limbah Kelapa Sawit Limbah Kelapa Sawit memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan memberi nilai ekonomi dalam bidang pertanian dan industri, yaitu; pupuk, kompos, kertas, arang, dan sebagainya.
Limbah Kelapa Sawit terdiri dari tandan kosong, pelepah, daun, serat buah, cangkang, limbah cair dan gas. Pada Tabel 1 disajikan Jenis, Potensi dan Manfaat Limbah Kelapa Sawit. Limbah kelapa sawit menghasilkan unsur hara makro yang diperlukan tanaman, seperti Nitrogen, Posfor, Kalium, Magnesium dan Calsium. Minyak sawit dan produk minyak sawit lainnya dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng, mentega, dan bahan baku untuk industri. Pada industri makanan, minyak sawit digunakan untuk mentega, shortening, coklat, diitive, minyak goring, es krim dan lain sebagainya. Pada industri obat-obatan dan kosmetik digunakan untuk krim, shampo, lotion, pomade, vitamin, dan β-karoten. Sedangkan pada industri kimia digunakan sebagai bahan kimia untuk pembuatan detergen, sabun, dan minyak.
Berbagai penelitian telah dilakukan menunjukkan bahwa limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Berikut akan dijelaskan manfaat limbah kelapa sawit.
1.      TKKS untuk  pupuk organic
Tandan kosong kelapa sawit daoat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.
Ada beberapa alternatif pemanfaatan TKKS yang dapat dilakukan sebagai berikut :
a.       Pupuk   Kompos
 Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh micro-organisme. Pada prinsipnya pengomposan TKSS untuk menurunkan nisbah C / N yang terkandung dalam tandan agar mendekati nisbah C / N tanah. Nisbah C / N yang mendekati nibah C / N tanah akan mudah diserap oleh tanaman.
b.      Pupuk kalium
 Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40%, K2O, 7%P2O5, 9%CaO, dan 3%MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200ppmFe, 1.00 ppm Mn, 400 ppmZn, dan 100 ppmCu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8%/hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan 0,7ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8 – 9.
c.       Bahan serat
Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil dan bahan pengepak industri.
2.      Tempurung buah sawit untuk arang aktif                              
Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri. Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.
3.      Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas
Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan serat.
4.      Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel
Batang kelapa sawit yang sudah tua tidak produktif lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture,atau sebagai papan partikel. Dari setiapbatang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0.34 m3.

5.      Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap.

DAMPAK LIMBAH KELAPA SAWIT

Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara langsung dapat meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses produksi minyak sawit limbah berwujud padat, cair, dan gas dihasilkan dari berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton tandan buah segar (TBS) yang diolah men jadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Dewasa ini mulai diperkenalkan pengelolaan lingkungan yang bersifat pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan limbah, seperti eco-efficient, pollution prevention, waste minimization, waste minimization atau source reduction. United Nation Environment Programme (UNEP) menggunakan istilah cleaner production atau produksi bersih sebagai upaya preventif dan intregrasi yang dilaksanakan secara berkesinambunan terhadap proses dan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.



i.        TARGET PEMASARAN, DISTRIBUSI
     Merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
j.        MEKANISME PEMASARAN
     Mekanisme pemasaran untuk penjaualan minyak kelapa sawit dapat melalui iklan di media massa atau mengenalkannya kepada masyarakat tentang produk yang dihasilkan. Membagikan brosur yang merupakan suatu informasi lengkap tentang minyak dan di usahakan juga agar sampai kepada masyarakat utamanya pada ibu rumah tangga yang setiap hari menggunakannya, dan pelu di adakan suatu iklan di facebook yang lengkap dan betul-betul menarik perhatian.
k.      LEMBAGA EKONOMI YANG TERKAIT
     Masyarakat yang ingin berwirausaha biasanya mereka mengambil modal di BANK (KOPERASI) sebagai modal awalnya untuk melakukan usaha atau bisnis yang ingin di lakukan, dan mengembangkannya secara terus menerus.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Sumber Dan Pengadaan Bahan Baku: Keberadaan perkebunan dan industri sawit memegang peranan besar di sektor hulu. Tandan buah segar (TBS), yang dihasilkan dari perkebunan sawit, diproses menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO).
2.      Jenis dan tahap pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng:
a.       Sterilisasi  (Perebusan) dalam sterilizer
b.      Penebahan (Perontokan Buah)
c.       Pengepresan/ pengempaan
d.      Pemurnian Minyak
e.       CST (continue settling tank)
3.      Peralatan yang digunakan
a.       Threser
b.      Digester
c.       Alat pengepresan (screw press).
d.      Cake breaker conveyor
e.       Vibrator Screen
f.       Crude oil tank
g.      Oil Purifer
h.      Vacuum Drier
i.        Tangki timbun (Oil Storege Tank)
j.        CST (continue settling tank)
4.      Limbah industry : Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
5.      Target pemasaran: Merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial
6.      Mekanisme pemasaran: Mekanisme pemasaran untuk penjaualan minyak kelapa sawit dapat melalui iklan di media massa atau mengenalkannya kepada masyarakat tentang produk yang dihasilkan
7.      Lembaga ekonomi yang terkait: Masyarakat yang ingin berwirausaha biasanya mereka mengambil modal di BANK ataupun (KOPERASI) sebagai modal awalnya untuk melakukan usaha atau bisnis yang ingin di lakukan, dan mengembangkannya secara terus menerus.

B.     SARAN
a.       Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, kita dapat lebih menggali potensi dalam diri agar mampu menjadi seseorang yang mampu menciptakan hal-hal baru dan memanfaatkan peluang yang ada.
b.      Penulis berharap dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui bagaiamana cara pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
c.       Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk siapa saja dan mengambil pelajaran didalamnya.









DAFTAR PUSTAKA
Andi .2013 “ strategi pemasaran minyak kelapa sawit”. http://www.bumn.go.id,  di unduh 21 september 2013.
David. 2012.“mesin pengolahan kelapa sawit”. http://informasikelapasawit.blogspot.com, di unduh 22 september 2013
http://budhegembu.blogspot.com, di unduh 21 september 2013
Putri. 2013. “  pemnafaatan limbah inti kelapa sawit”. http://www.slideshare.net,
 di unduh 8 oktober 2013
Santoso, Avit. 2013. “manfaat limbah kelapa sawit”. http://keripikkampus.blogspot.com , diakses pada 08 oktober 2013.
                                        










1 komentar: