BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan tumbuhan pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan
dan bercabang banyak. Memilki buah kecil dan apabila matang, akan berwarna
merah kehitaman. Untuk daging buahnya padat serta mengandung minyak. Minyak
kelapa sawit ini digunakan sebagai minyak goreng. Kelapa sawit sendiri dipanen
harus berumur 4 tahun, dalam pemanenan yang perlu diperhatikan adalah
kematangan buah. Dalam perkebunan kelapa sawit ada beberapa kriteria buah yang
layak untuk dipanen dan kemudian diolah menjadi minyak goreng.
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan
yang menghasilkan minyak kelapa sawit. . Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa
sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai
unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi,
rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing
industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu
diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi
oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan
dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga
kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk
ke dalam pabrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses
ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang
diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri
dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama
lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses
berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan norma-norma yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Tuliskan sumber dan pengadaan
bahan baku (kelapa sawit)
2.
Tuliskan jenis dan tahap pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng!
3.
Tuliskan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak goreng!
4.
Tuliskan limbah industry dalam pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
goreng!
5.
Kepada siapa produk yang dibuat tersebut dipasarkan atau
didistribusikan?
6.
Bagaimana
mekanisme pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk tersebut?
7.
Lembaga ekonomi apa yang terkait dalam membantu usaha pengolahan kelapa
sawit ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sumber dan pengadaan bahan
baku (kelapa sawit)
2. Untuk mengetahui jenis dan tahap pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak goreng
3. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan
dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
4.
Untuk mengetahui limbah industry dalam pengolahan kelapa sawit menjadi
minyak goreng
5. Untuk mengetahui Kepada siapa produk yang
dibuat tersebut dipasarkan atau didistribusikan
6. Untuk mengetahui mekanisme pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk tersebut
7. Untuk mengetahui Lembaga ekonomi apa yang
terkait dalam membantu usaha pengolahan kelapa sawit.
D. MANFAAT
1. Untuk mahasiswa : dapat memeberikan
pengetahuan atau wawasan kepada para mahasiswa untuk mengolah dan memanfaatkan
kelapa sawit.
2. Untuk pembaca : dapat menjadi referensi
untuk mengolah kelapa sawit
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sumber Dan Pengadaan Bahan Baku
Keberadaan
perkebunan dan industri sawit memegang peranan besar di sektor hulu. Tandan
buah segar (TBS), yang dihasilkan dari perkebunan sawit, diproses menjadi
minyak kelapa sawit mentah (CPO). CPO merupakan produk penting bagi industri
kelas menengah, yang merupakan pintu gerbang awal, untuk diolah menjadi
industri turunan minyak makanan dan non makanan. Jika diteliti lebih seksama,
tanaman sawit memiliki kontribusi besar bagi lingkungan dan menyediakan
kebutuhan pangan dunia yang cukup besar.
Minyak kelapa
sawit merupakan minyak nabati yang penggunaan lahannya paling hemat.
Produktifitasnya mencapai 8 sampai 9 kali lebih banyak dibanding minyak nabati
lain, seperti soybean oil. Togar, dari perusahaan Musimas, menyatakan sebesar
60 - 70 persen kebun kelapa sawit ditanam di lahan-lahan terbuka dan terlantar.
Lahan tersebut tidak memiliki nilai ekonomi dan nilai konservasi, sehingga
kelapa sawit berpotensi sebagai tanaman untuk reboisasi lahan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelapa sawit mampu menyerap 36 ton CO2
dalam satu hektar. Angka ini melampaui kemampuan hutan tropis yang rata-rata
hanya menyerap 25 ton. Data Oil World menunjukkan bahwa untuk memproduksi 4,2
ton minyak sawit mentah dibutuhkan biaya produksi US$ 250. Sedangkan untuk
memproduksi satu ton repeseed oil, dibutuhkan biaya produksi US$ 375. Biaya
produksi soybean oil dan sunflower oil lebih tinggi lagi. Hal tersebut
mengakibatkan harga minyak sawit lebih murah dibandingkan minyak nabati lain,
yang merupakan keunggulan minyak sawit.
B.
JENIS
DAN TAHAP PENGADAAN PENGOLAHAN
Adapun cara pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
goreng.
Berikut tahapan pengolahan kelapa sawit menjadi
minyak kelapa sawit, antara lain:
a.
Sterilisasi (Perebusan) dalam sterilizer
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam
sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Proses sterilizier ini bertujuan untuk melunakan
daging buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji, dan proses pemerasan daging buah
dapat mudah dilakukan, serta mempermudah proses pemisahan tandan dengan
brondolan, juga menurunkan kadar air buah dan pengumpulan protein dan
menonaktifkan enzim lipase yang merupakan katalisator pembentuk asam lemak
bebas. Proses sterilizer adalah antara lain:
-
TBS yang
sudah disortasi dimasukkan kedalam lori. Dan setiap lori memuat 2,5 ton.
-
Masukkan
lori kedalam sterilizer tersebut. Setiap 1 unit sterilizer berkapasitas 10
lori.
-
Hidupkan
sterilizer dengan waktu perebusan 90-100 menit dengan suhu 140 oC
dan tekanan 2,8 kg/cm3.
-
Perebusan
menggunakan uap.
b.
Penebahan (Perontokan Buah)
Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari
tandan kosong kelapa sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat
dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang
berfungsi untuk menampung buah rebus.
Kegunaan
threser ini adalah untuk memisahkan brondolan dengan tandan kosong sehingga hasilnya lebih maksimal.
c. Pemipilan
Pemipilan dilakukan dengan membanting buah
dalam drum putar dengan
kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi
dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk
didistribusikan ke tiap unit-unit digester. Digester berfungsi untuk mencabik dan melumatkan buah serta
melepaskan biji dari serabut yang membungkusnya.
Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk
memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung
silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak
6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk
memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 oC yang diberikan
dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui
mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa
buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat
pengepresan (screw press).
d. Pengepresan/ pengempaan
Pengepresan
berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah
(pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada
tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C
sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang
viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan
ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker
conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar
dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).
e.
Pemurnian Minyak
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini
untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses
pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan,
sentrifugasi dan penguapan.
Vibrator Screen
Vibrator Screen berfungsi sebagai penyaring minyak yang berfungsi
dengan getaran
Crude
oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk
memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain
yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan
bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas
permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan
tingkat bawah memakai saringan 40 mesh.
Crude oil tank : Berfungsi
untuk menampung minyak hasil proses.
Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan
suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki pemisah
(continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar. Pemisahan minyak dengan
sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang
mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam tangki masakan
minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari
pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah. Untuk mempermudah
pemisah, suhu dipertahankan 95oC dengan system injeksi uap Minyak
yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung dalam tangki ini untuk
dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus minyak.
Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil
Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya
dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard.
Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun
(Oil Storege Tank).
f.
CST
(continue settling tank)
CST berfungsi sebagai penampung dan
pemisah minyak dengan air dengan suhu 90oC. kolam CST ada tiga
yaitu, CST 1,2, san slude tank lalu ditempatkan pada tangki penampung. Demikianlah cara tahapan pengolahan
kelapa sawitmenjadi minyak goreng.
g. PERALATAN DAN MESIN
1.
Tresher
2. Vibrator
screen
3. Crude oil
tank
4. Continue
setting tank
h.
LIMBAH
INDUSTRI
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman
kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan
dari pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukan limbah kelapa
sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit
dan limbah industri kelapa sawit.
Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah
yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat
pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Jenis
limbah ini antara lain kayu, pelepah dan gulma. Dalam setahun setiap satu
hektar perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10.4
ton bobot kering.
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang
dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini
digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
a.
Limbah padat
Salah satu
jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong sawit (TKS).
Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa
sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen
terbesar dari limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain
meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin.
b.
Limbah cair
Dihasilkan pada proses pengolahan kelapa
sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari
hidrosilikon. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar,
karenanya diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur
disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi dan merupakan
salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit dan
lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder.
c.
Limbah gas
Selain limbah
padat dan cair dari industri kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit juga
menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain
gas cerobong dan uap air buangan pabrik
kelapa sawit.
Tandan kosong
sawit yang dihasilkan antara 22 - 23 % dari jumlah TBS yang diolah.
Limbah padat TKS biasanya dibakar dan abunya yang mengandung kalium cukup
tinggi dapat dipakai sebagai sumber kalium. Pembakaran TKS tersebut mulai
ditinggalkan untuk mengurangi dampak polusi udara akibat asap hasil
pembakaran. Disamping itu, penggunaan abu TKS sebagai pupuk di pembibitan
kelapa sawit diketahui belum memberikan hasil yang memuaskan (Darmosarkoro dan
Rahutomo, 2000).
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi TBS yang diperoleh dari
aplikasi TKS sebagai mulsa pada beberapa jenis tanah berkisar antara 10 - 34
%. Secara ekonomis, aplikasi TKS sebagai mulsa di perkebunan kelapa sawit
memberikan tambahan pendapatan sekitar 34 % dibandingkan dengan pemupukan
biasa. Salah satu kendala aplikasi TKS secara langsung adalah biaya
trasportasi per unit hara yang cukup tinggi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
2003).
Pemanfaatan
ampas kelapa sawit untuk pakan ternak misalnya sapi, dan sebagai bahan baku
pakan ikan terlebih dahulu harus di proses menjadi tepung dengan 9:7 yang
terkandung di dalamnya yaitu karbohidrat, protein, lemak , abu dan sisa-sisa
kotoran.
Kelapa sawit
terbukti memberikan peran yang nyata dalam pembangunan perekonomian, sosial dan
lingkungan di Indonesia. Peran tersebut terutama dalam hal: penyediaan lapangan
kerja, sumber pendapatan masyarakat, perolehan devisa bagi negara, mendukung
industri dalam negeri berbasis bahan dasar kelapa sawit, pemanfaatan lahan
kritis, sumber oksigen bagi kehidupan dan menyerap karbon dari udara.Luas areal
ini akan berkembang terus sejalan dengan kebijakan revitalisasi perkebunan,
kelapa sawit bukan monopoli perusahaan skala besar milik pemerintah dan swasta,
tetapi terbuka luas untuk diusahakan pekebun rakyat. CPO berasal dari
pengolahan Tandan Buah Segar (TBS).
Setiap ton
TBS yang diolah dapat menghasilkan 140 200 kg CPO dan limbah/produk samping,
antara lain: limbah padat, limbah cair dan gas. Limbah cair yang dihasilkan
cukup banyak, yaitu berkisar antara 600 700 kg. Bilamana limbah/produk samping
ini tidak diolah akan menimbulkan masalah berupa; penumpukan limbah dan resiko
cairan dan gas. Potensi Limbah Kelapa Sawit Limbah Kelapa Sawit memiliki
potensi untuk dimanfaatkan dan memberi nilai ekonomi dalam bidang pertanian dan
industri, yaitu; pupuk, kompos, kertas, arang, dan sebagainya.
Limbah
Kelapa Sawit terdiri dari tandan kosong, pelepah, daun, serat buah, cangkang,
limbah cair dan gas. Pada Tabel 1 disajikan Jenis, Potensi dan Manfaat Limbah
Kelapa Sawit. Limbah kelapa sawit menghasilkan unsur hara makro yang diperlukan
tanaman, seperti Nitrogen, Posfor, Kalium, Magnesium dan Calsium. Minyak sawit
dan produk minyak sawit lainnya dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak
goreng, mentega, dan bahan baku untuk industri. Pada industri makanan, minyak
sawit digunakan untuk mentega, shortening, coklat, diitive, minyak
goring, es krim dan lain sebagainya. Pada industri obat-obatan dan kosmetik
digunakan untuk krim, shampo, lotion, pomade, vitamin, dan β-karoten. Sedangkan
pada industri kimia digunakan sebagai bahan kimia untuk pembuatan detergen,
sabun, dan minyak.
Berbagai penelitian telah dilakukan
menunjukkan bahwa limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan. Berikut akan dijelaskan manfaat limbah kelapa sawit.
1.
TKKS untuk pupuk organic
Tandan kosong kelapa sawit daoat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan
tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah
kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat
lain dari sisi ekonomi.
Ada beberapa alternatif pemanfaatan TKKS yang dapat dilakukan sebagai
berikut :
a.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan organik yang
telah mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh
micro-organisme. Pada prinsipnya pengomposan TKSS untuk menurunkan nisbah C / N
yang terkandung dalam tandan agar mendekati nisbah C / N tanah. Nisbah C / N
yang mendekati nibah C / N tanah akan mudah diserap oleh tanaman.
b.
Pupuk kalium
Tandan kosong
kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu
tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40%, K2O, 7%P2O5,
9%CaO, dan 3%MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200ppmFe,
1.00 ppm Mn, 400 ppmZn, dan 100 ppmCu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang
mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu
tandan sebesar 10,8%/hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan
0,7ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat
pupuk butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8 – 9.
c.
Bahan serat
Tandan
kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk
berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan
matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil dan bahan pengepak industri.
2.
Tempurung buah sawit untuk arang aktif
Tempurung
kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang
cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat
dimanfaatkan oleh berbagai industri. Antara lain industri minyak, karet, gula,
dan farmasi.
3.
Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas
Kebutuhan
pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal
potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu
alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit
untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan serat.
4.
Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel
Batang kelapa sawit yang sudah tua tidak produktif lagi, dapat
dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut
dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture,atau sebagai
papan partikel. Dari setiapbatang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak
0.34 m3.
5.
Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak
Batang dan
pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga
cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama
pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah
pengolahan dengan menggunakan uap.
DAMPAK LIMBAH KELAPA SAWIT
Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara
langsung dapat meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses
produksi minyak sawit limbah berwujud padat, cair, dan gas dihasilkan dari
berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton tandan buah segar (TBS) yang
diolah men jadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah tersebut berdampak negatif
terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Dewasa ini mulai diperkenalkan pengelolaan lingkungan yang bersifat
pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan limbah, seperti eco-efficient,
pollution prevention, waste minimization, waste minimization atau source
reduction. United Nation Environment Programme (UNEP) menggunakan
istilah cleaner production atau produksi bersih sebagai upaya preventif
dan intregrasi yang dilaksanakan secara berkesinambunan terhadap proses dan
jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan
lingkungan.
i.
TARGET PEMASARAN, DISTRIBUSI
Merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Konsumen
potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail
semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini
meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk,
pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar
sampai ke tangan konsumen secara cepat.
j.
MEKANISME PEMASARAN
Mekanisme pemasaran untuk penjaualan minyak
kelapa sawit dapat melalui iklan di media massa atau
mengenalkannya kepada masyarakat tentang produk yang dihasilkan. Membagikan brosur
yang merupakan suatu informasi lengkap tentang minyak dan di usahakan juga agar
sampai kepada masyarakat utamanya pada ibu rumah tangga yang setiap hari
menggunakannya, dan pelu di adakan suatu iklan di facebook yang lengkap dan
betul-betul menarik perhatian.
k.
LEMBAGA EKONOMI YANG TERKAIT
Masyarakat yang ingin berwirausaha biasanya
mereka mengambil modal di BANK (KOPERASI) sebagai modal awalnya untuk melakukan
usaha atau bisnis yang ingin di lakukan, dan mengembangkannya secara terus
menerus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Sumber Dan Pengadaan Bahan Baku: Keberadaan perkebunan dan industri sawit
memegang peranan besar di sektor hulu. Tandan buah segar (TBS), yang dihasilkan
dari perkebunan sawit, diproses menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO).
2.
Jenis dan tahap pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak goreng:
a. Sterilisasi
(Perebusan) dalam sterilizer
b. Penebahan (Perontokan Buah)
c. Pengepresan/ pengempaan
d. Pemurnian Minyak
e. CST (continue settling tank)
3.
Peralatan yang digunakan
a. Threser
b. Digester
c. Alat pengepresan (screw press).
d. Cake breaker conveyor
e. Vibrator Screen
f. Crude oil tank
g. Oil Purifer
h. Vacuum Drier
i.
Tangki timbun (Oil Storege Tank)
j.
CST (continue settling tank)
4. Limbah industry :
Limbah industri
kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa
sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah
cair, dan limbah gas.
5. Target pemasaran: Merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial
6. Mekanisme pemasaran: Mekanisme pemasaran untuk penjaualan minyak
kelapa sawit dapat melalui iklan di media massa atau
mengenalkannya kepada masyarakat tentang produk yang dihasilkan
7.
Lembaga ekonomi yang
terkait: Masyarakat yang ingin berwirausaha biasanya
mereka mengambil modal di BANK ataupun (KOPERASI)
sebagai modal awalnya untuk melakukan usaha atau bisnis yang ingin di lakukan,
dan mengembangkannya secara terus menerus.
B. SARAN
a. Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, kita dapat lebih
menggali potensi dalam diri agar mampu menjadi seseorang yang mampu menciptakan
hal-hal baru dan memanfaatkan peluang yang ada.
b. Penulis berharap dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui
bagaiamana cara pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng
c. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk siapa saja dan
mengambil pelajaran didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andi .2013 “ strategi pemasaran minyak
kelapa sawit”. http://www.bumn.go.id, di unduh
21 september 2013.
David. 2012.“mesin pengolahan kelapa sawit”. http://informasikelapasawit.blogspot.com, di unduh 22 september 2013
di unduh
8 oktober 2013
Santoso, Avit. 2013. “manfaat limbah kelapa sawit”. http://keripikkampus.blogspot.com , diakses pada 08 oktober 2013.
hy salam kenal
BalasHapus